Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 14 September 2013

Juara 1 Sumatera Barat Tahap Tegar

Foto Penyerahan Piala dan Hadiah Juara 1 lomba PIK Remaja tahap tegar tingkat Sumatera Barat.
Penyerahan Piala dari Kepala BPPr-KB Kabupaten Sijunjung (John Iskandar) kepada Ketua PIK Remaja SMAN 1 Sijunjung 2012-2013 (Robi Afrizan Saputra)

 Penyerahan piala dari Ketua PIK Remaja SMAN 1 Sijunjung kepada Kepala Sekolah (Drs. Jontridel Efendi)

 Foto Bersama usai penyerahan piala dan hadiah.

Menjadi Remaja Kreatif

Kreatif itu sebenarnya bukan bakat. Semua orang itu bisa menjadi kreatif asalkan kita semua mau berlatih dan berusaha. Kita juga dapat membuat hobi kita sebagai gaya hidup kita sendiri. Cara untuk melatih dan meningkatkan jiwa kreatifitas kita diantaranya :
1. Bawalah buku catatan kecil kemanapun kita pergi, karena ide tidak tahu kapan datang dan munculnya, apapun ide itu tulislah ! Lalu buatkan daftar dari ide ide yang telah kita catat.
2. Bersikap terbuka kepada orang lain. Dengan membuka diri kita akan mendapatkan informasi yang lebih banyak sehingga bisa menjadi patokan untuk ide baru
3. Mencoba sesuatu yang berbeda dari yang lain, hal ini dapat membuat otak kita terus kekerja mencari solusi yang lebih kreatif.
4. Beristirahat dan menenangkan diri yang cukup, karena dengan beristirahat kita dapat mengumpulkan ide ide baru.
5. Berteman atau berkumpul dengam orang orang yang kreatif, cara tsb agar kita tetap menjadi orang yang kreatif dan lebih kreatif.
6. Meminta pendapat atau opini dari orang lain
7. Tidak pernah menyerah
8. Mengunjungi tempat tempat baru
9. Selalu bersyukur, karena dengan bersyukur pikiran kita akan selalu jernih.
10. Menciptakan sendiri cara kerja yang nyaman dan menghasilkan hasil yang terbaik.
11. Mengerjakan semua apa yang dipikirkan sampai tuntas atau sampai selesai.

Semoga Bermanfaat.
Ayo menjadi remaja yang kreatif dan bijak dalam kehidupan.
Jangan buang waktumu dengan hal-hal tak bermanfaat. :)

Tips Menghindari Narkoba Bagi Remaja

Remaja selalu saja mempunyai rasa ingin tau yg sangat tinggi. terutama pada hal" yg belum pernah mereka coba. mereka akan merasa tertantang dan mencoba hal baru itu meskipun mereka sebenarnya tahu dampak negativenya. contohnya adalah narkoba.
dalam kehidupan , sekarang tak asing lagi kita mendengar bahwa banyak remaja" meninggal dunia akibat narkoba atau obat"an terlarang.
bukan hanya memakai narkoba saja, namun remaja" sudah banyak yg menjadi pengedar obat"an terlarang.
beberapa faktor remaja mengkonsumsi narkoba diantaranya adalah karena pergaulan / pengaruh teman, faktor lingkungan, faktor keluarga yg kurang mendukung. Namun, beberapa faktor ini bisa saja kita hindari, sehingga kita dapat terhindar dr narkoba yg bisa menghancurkan masa depan kita.
berikut ini adalah tips tips menghindari narkoba :
1. Jangan pernah mencobanya, walaupun untuk iseng atau untuk alasan lain, kecuali perintah dokter/alasan medis. 
2. Kuatkan iman, mantapkan pribadi, pakailah rasio (pemikiran, pertimbangan) lebih banyak dari pada emosi.
3. Jangan menghindar dari problem, tetapi hadapi dan atasi persoalan sampai tuntas, bila tak mampu konsultasi pada ahli.
4. Pilihlah pergaulan yang aman jangan yang berbahaya.
5. Pilih kegiatan yang sehat, tak merugikan diri sendiri ataupun orang lain, ikutilah klub olah raga, organisasi sosial. Lakukan hobi bersama teman dan keluarga.
6. Gunakan waktu dan tempat yang aman, jangan keluyuran malam-malam. Bersantailah dengan keluarga, berkaraoke, piknik, makan bersama, masak bersama, beres-beres bersama nonton bersama keluarga.
7. Selalu berusaha menjadi pribadi yang baik, bertindak positif, bertanggungjawab, jadilah figure/sosok yang diteladani.
8. Berusahalah "saling mendengar", saling mengingatkan dan saling memaafkan agar semakin mendewasakan pribadi masing-masing.
9. Buatlah keluarga, rumah tangga, menjadi tempat yang paling menyenangkan, paling menenangkan sehingga membuat "betah" tinggal bersama "sahabat".
10. Selalu ingatkan, bahwa ancaman hukuman untuk penyalah guna Narkoba, apalagi bagi pengedar Narkoba adalah Lembaga Pemasyarakatan.
11. Ingatkan bahwa Narkoba akan merusak kerja otak, susunan syaraf pusat, merusak ginjal, lever dan sebagainya.
Nah, bagaimana sobat sekalian.
sudah pada mengerti semunya kan ?
Nah, mari bulatkan tekad kita semuanya untuk menjauhi barang terlarang tersebut.
Oke.
 
Ayo Peduli Remaja , Hindarkan Remaja Indonesia dari Penyalahgunaan Narkoba !

Rabu, 19 Juni 2013

Tips Memanfaatkan Waktu Libur Oleh Remaja Indonesia

1. Gunakan waktu yang ada dengan kegiatan yang bermanfaat.
2. Gunakan untuk refreshing atau berlibur kedaerah wisata untuk refreshing
3. Gunakan untuk membantu orang tua
4. Jangan malas bangun pagi karena akan menjadi kebiasaan
5. lakukanlah penelitian atau asah kreativitas mu waktu hari libur
6. Gunakan waktu libur untuk menulis cerita-cerita selama liburan
dan jangan sampai waktu mu terbuang sia-sia karena waktu tak akan pernah kembali.

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 04 Mei 2013

Bahaya Rokok

Bahaya Merokok - Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan sang perokok maupun orang disekitarnya. Namun masih banyak yang mengabaikan bahaya rokok tersebut dan tidak peduli akan akibat yang disebabkan rokok.

Menurut hasil penelitian oleh King's College London, merokok bisa ''membusukkan'' otak dengan merusak memori, kemampuan belajar dan daya nalar. Subjek penelitian dilakukan terhadap 8.800 orang dengan rentan usia berkisar 50 tahun keatas yang mengalami tekanan darah tinggi dan kelebihan berat badan. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa rokok juga mempengaruhi otak, meskipun dalam tingkat yang lebih rendah.

Bahaya rokok terhadap otak juga dikuatkan pendapat Komunitas Alzheimer yang mengatakan: ''Kami semua tahu, merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan kelebihan berat badan adalah buruk untuk jantung. Penelitian ini menambah bukti bahwa mereka juga berpengaruh buruk untuk otak kita juga.''

Tidak hanya itu saja, menurut penelitian yang yang dipublikasikan oleh American Journal of Public Health, menunjukan hasil yang cukup mencengangkan.

Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat 42.000 perokok pasif yang meninggal setiap tahunnya, dari korban tersebut 900 diantaranya dalah bayi. Tidak berhenti sampai disitu, ada kemungkinan 600.000 orang lainya berpotensi meninggal. Kerugian materi pun meningkat sekitar 6,6 miliar USD akibat berkurangnya produktifitas SDM yang merokok.

Survey yang dilakukan oleh lembaga Gallup menunjukan bahwa para perokok aktif dan non-perokok (perokok pasif) sepertinya tidak menyadari bahay rokok tersebut.

Agar mendapatkan hasil yang akurat para peneliti tersebut memeriksa penanda toksin dari rokok dalam tubuh, yang disebut Cotinine. Para peneliti tersebut mengukur kadar cotinine dalam darah orang yang meninggal akibat rokok dan mendapati bahwa penyebab kematian paling tinggi lebih diakibatkan oleh dampak rokok terhadap paru-paru dibandingkan pada jantung.

Zat-zat Berbahaya pada Rokok

Hal yang harus benar benar dipahami yaitu ROKOK mengandungkurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan bahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar,nikotin,dan karbon monoksida.

Tar adalah hirokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen,dan mampu memicu terjadinya kangker paru-paru.

Selain yang disebutkan diatas berikut ini adalah sebagian dari bahaya akibat rokok:

Reproduksi dan Fertilitas

Dalam bungkus rokok tertera bahwa rokok dapat menyebabkan impoten. Hal ini benar adanya, dampak terhadap  reproduksi dan kesuburan sangat fatal. Merokok membuat seseorang beresiko lebih besar mangalami kerusakan sperma, mengurangi jumlah sperma dan menyebabkan kanker testis.

Paru-paru

Para perokok beresiko terserang Paru Obstruktif Kronik (PPOK), yaitu penyakit progresif yang berdampak membuat seseorang sulit bernapas. Banyak perokok tidak menyadari ketika terserang penyakit ini dan ketika mereka sadar semua sudah terlambat. Tidak ada obat untuk penyakit yang satu ini dan tidak ada cara untuk memperbaiki  kerusakan yang diakibatkanya.

Kanker

Perokok aktif maupun pasif berpotensi menimbulkan kanker seperti kanker paru, nasofaring, lidah sampai lambung. Kanker lambung bisa terjadi disebabkan asap rokok itu sebagian tertelan dan merusak sel-sel selaput lendir di lambung dan mengubahnya menjadi sel kanker

Jantung

Perokok juga akan rentan terkena penyakit jantung dan stroke. Hal ini disebabkan oleh karbon monoksida dari rokok mengambil oksigen pada darah dan berdampak pada pengembangan kolesterol yang mengendap di dinding arteri.

Mulut dan Gigi

Zat zat berbahaya pada rokok juga dapat menyebabkan bau mulut dan gigi bernoda. Dalam kondisi yang semakin lama pada area ini akan peningkatan risiko mengembangkan kanker pada lidah, tenggorokan, dan bibir.

Kulit

Rokok dapat mengakibatkan kurangnya suplay jumlah oksigen ke kulit sehingga dapat mempercepat penuaan dan lama kelamaan kulit akan tampak abu-abu.

Tulang

Bahaya rokok pun berpengaruh pada tulang tubuh, tulang akan cepat lemah dan rapuh. Hal ini lebih berbahaya pada kaum hawa, 5-10% wanita peroko lebih memiliki resiko lebih besar mengalami osteoporosis dibandingkan wanita non-perokok. 

Sabtu, 27 April 2013

Bagaimana Agar Terhindar Dari Penggunaan Napza

1. Berani menolak tawaran untuk menyalahgunakan Napza
2. Atasi masalah dengan cara yang benar
3. Pahami diri anda, terima dan hargai siapa diri anda
4. Pelihara ketahanan fisik dan mental
5. Kembangkan potensi diri
6. Biasakan untuk selalu rileks
7. Salurkan hobby anda dengan kegiatan positif
8. Latihan fisik dan berolahraga
9. Perbanyak membaca untuk menambah wawasan
10. Lakukan rekreasi yang sehat dan bermanfaat
11. Tingkatkan keimanan dan ketaqwaan

Ciri-ciri Remaja Berpotensi Penyalahgunaan Napza

1. Malas
2. Mogok
3. Melamun
4. Merokok
5. Minder
6. Mental Terganggu

Faktor Penyebab Penyalahgunaan Napza


1. Faktor Individu
-Ingin coba-coba
-Ingin masuk kedalam kelompok tertentu
-Ingin menunjukkan kebebasan/kedewasaan/ikut mode
-Ingin memperoleh kenikmatan dan efek obat
-Ingin menghilangkan rasa sakit/ketidaknyamanan yang dirasakan dan percaya bahwa obat dapat mengatasi semua permasalahan
-Ingin mencapai ketenangan maksimal
-Ingin protes terhadap suatu sistem yang berlaku
-Ingin mendapat perhatian Ortu

2. Faktor Lingkungan
-Tinggal dilingkungan pemakai Napza
-Bersekolah di daerah rawan Napza
-Bergaul dengan para pengedar dan pemakai
-Kurangnya kontrol sosial masyarakat
-Meningkatnya mobilitas dan komunikasi sosial remaja
-Peranan keluarga yang kurang harmonis
-Peranan kelompok sebaya


Selasa, 23 April 2013

Awas AIDS

AIDS sangat meresahkan karena :
- AIDS adalah penyakit menular yang cepatmenyebar (pandemis) keseluruh dunia
- Belum ada obat yang menyembuhkan penyakitnya
- Belum ada vaksin yang mampu mencegah timbulnya penyakit
- Sangat ganas angka kematian sangat tinggi. Umumnya penderita meninggal sebelum lima tahun setelah timbulnya gejala pertama
- AIDS menyerang semua lapisan masyarakat
- Penularan utama melalui hubungan seksual
- Seorang yang tertular HIV, potensial menular seumur hidup walaupun tampak sehatt
- Informasi mengenai AIDS kurang dipahami.
Penyebab penyakit AIDS ini baru diketahui pada tahun 1983. Dan dapat berada pada semua cairan tubuh manusia (selain pada darah, air mani dan cairan vagina, virus juga ditemukan di dalam ludah dan air mata) namun untungnya virus ini dikenal sebagai virus lamban berkembang biak, tidak seperti influenza. Oleh karena itu penularan AIDS tidak mudah, dalam arti perlu beberapa kali terinfeksi dan dalam jumlah relatif banyak. Penularan melalui persentuhan atau aliran udara dan pernafasan  belum terbukti bisa terjadi. Virus hanya akan menginfeksi tubuh melalui 2 jalan utama  yaitu infeksi langsung ke aliran darah seperti kasus penggunaan alat suntik/ alat kedokteran yang tak steril,  atau transfusi darah dan infeksi melalui hubungan kelamin.
Kasus terinfeksi melalui hubungan kelamin terjadi peningkatan kuat  jika hubungan kelamin dilakukan tidak normal dan tidak bernorma, seperti halnya dengan hubungan kelamin sesama homoseks (pertama kali ditemukannya penyakit AIDS) , perzinaan atau pelacuran. Oleh sebab itu penjalaran penyakit AIDS umumnya terletak pada masalah lingkungan sosial, khususnya lingkungan yang terkait dengan penyimpangan perilaku seksual, penggunaan obat bius yang sering menggunakan alat suntik tidak steril.

Sabtu, 20 April 2013

Kunjungan Kota Pariaman Ke PIK-Remaja SMA N 1 Sijunjung




Tepat hari Jum’at , 19 April 2013 kemaren PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung dikunjungi oleh BP2KB (Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana) Kota Pariaman dan pembina-pembina PIK-Remaja Kota Pariaman mulai dari Tahap Tumbuh, Tegak dan Tegar. Kunjungan BP2KB dan Pembina PIK-Remaja Kota Pariaman ini bertujuan untuk melihat  sekaligus study banding ke PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung yang mendapati juara 1 dalam lomba PIK-Remaja Tingkat Sumatera Barat Tahapan Tegar. Dalam acara kunjungan tersebut, acara dibuka langsung oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sijunjung , Bapak Drs. Jontridel Efendi. Acara ini dihadiri lebih kurang 40 orang mulai dari perwakilan BP2KB Kabupaten Sijunjung, rombongan Kota Pariaman dan pengurus PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung yang bernama INSERT ini (Informasi Seputar Remaja Terkini) . Acara kunjungan ini dimulai dari sambutan ketua PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung yaitu Robi Afrizan Saputra selanjutnya sambutan dari Kepala Sekolah. Setelah itu sepatah kata dari perwakilan rombongan Kota Pariaman. Dalam acara tersebut kami juga menampilkan hasil kreatifitas pengurus PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung berupa Drama Sebabak (Film) yang bertemakan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), menampilkan Lagu yang berjudul Pernikahan dini  dapat di download disini http://www.youtube.com/watch?v=GdeU8RXVzdw hasil karya pengurus INSERT dan menampilkan foto-foto atau Galery dari kegiatan INSERT. Acara ditutup dengan pembacaan do’a.



Rabu, 17 April 2013

Peran Keluarga Dalam Mencetak Generasi Berencana Berkualitas

Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan pertama dan terutama bagi anak. Pendidikan keluarga bertujuan agar anak mapu berkembang secara maksimal yang meliputi seluruh aspek perkembangan anaknya, yaitu jasmani dan rohani. Banyak penulis dan peneliti yang membicarakan tentang tujuan pendidikan. Mereka membicarakan bahwa pendidikan tidak hanya mempunyai tujuan menyiapkan individu agar bisa beribadah kepada Allah semata namun juga mencakup semua karya, cipta, rasa dan karsa yang diniatkan kepada Allah.
 Pendidikan keluarga akan ditemukan sebuah karakter yang sangat kuat pada diri seorang anak Pendidikan dalam keluarga dapat memberikan pengaruh besar kepada karakter seorang anak. Sebab itu kunci utama untuk menjadikan manusia tidak manja dan hidup energik terletak dalam pendidikan keluarga. Kalau kita membaca pernyataan berbagai pemimpin besar dunia, maka banyak di antara mereka memberikan nilai penting kepada pendidikan dalam keluarga. Antara lain Bung Karno selalu mengagumkan pengaruh seorang Ibu. Juga Ki Hadjar Dewantara mengemukakan pentingnya pendidikan dalam keluarga. Karena dalam karakter yang ditimbuhkan adalah faktor yang amat penting dalam kepribadian orang. Karena akan banyak mempengaruhi prestasi dalam berbagai bidang seperti memimpin masyarakat. Ilmu pengetahuan dan kemampun teknik adalah penting bagi pencapaian keberhasilan, tetapi tidak akan mencapai hasil maksimal kalau tidak disertai sebuah karakter.
 Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota keluarganya dan itu merupakan masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau mudah berubah sesudahnya.
 Ada sebuah pendapat dari seorang ulama yang bahwa sangat pentingnya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan mengatakan; Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat  bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa aja yang disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Namun sebaliknya bila anak dibiasakan dengan kejelekan, niscaya akan menjadi jahat. Kedua orang tuanya juga ikut menanggung dosanya. Maka hendaklah orang tua memelihara, mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik kepada anak-anaknya, tidak membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewaan biar waktu dewasa umurnya tidak dihabiskan untuk memburu kesenangan dunia semata.
 Kualitas SDM yang akan terbentuk dari seorang anak didik, sangat tergantung seberapa besar pendidikan orang tua ketika di rumah. Apabila dalam keluarganya, keluarga memberikan pendidikan yang baik, maka hal tersebut akan terbawa ke dalam kepribadian anak tersebut sampai ke sekolah maupun dalam masyarakat. Sehingga peran keluarga sangat vital dalam membentuk generasi yang berkualitas. Komponen sekolah maupun institusi yang ada hanya sebagai penguat dalam mengarahkan pendidikan yang lebih struktural.
 Pendidikan yang sebenarnya bisa mencetak generasi yang berkualitas adalah dimulai dari lingkungan keluarga. Dimana seorang anak memulai berinteraksi, belajar, menemukan pola kepribadian yang terbentuk. Segala yang dibiasakan dan di bangun dalam keluarga tersebut yang akan membentuk seorang anak di kedepannya.

Kegiatan INSERT


PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung pada hari Sabtu, 13 April 2013 mengadakan acara lagi yang dimaksudkan untuk menambah serta memperluas wawasan pengurus PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung yang bernama INSERT (Informasi Seputar Remaja Terkini) terkhusus untuk Konselor Sebaya dan Pendidik Sebaya INSERT. Narasumber acara ini adalah Bapak Hendri Edison yang ahli di bidang PIK-Remaja ini, dan acara dibuka langsung oleh Kepala SMA Negeri 1 Sijunjung , Bapak Drs. Jontridel Efendi selain itu juga dihadiri oleh guru BK SMA Negeri 1 Sijunjung yaitu Ibu Neng Erawati Ratmel, Juita dan Ida Fitriati.
Narasumber mengulas berbagai permasalahan remaja yang dialami saat ini dan juga mengulas bagaimana kita mengatasi permasalahan remaja tersebut. Remaja yang diharapkan saat ini adalah remaja yang sehat secara fisik, psikis dan juga sehata secara sosial serta mampu mengajak teman-temannya untuk menjauhi pergaulan bebas/seks bebas, NAPZA dan juga HIV/AIDS.

Kamis, 11 April 2013

GENERASI BERENCANA SEBAGAI MODAL PEMBANGUNAN BANGSA

Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami beberapa perubuhan yaitu dalam aspek jasmani, rokhani, emosional, social dan personal. Akibat perubahan tingkah laku yang dapat menimbulkan konflik dengan orang sekitarnya, seperti konflik dengan orang tua atau lingkungan masyarakat sekitarnya. Konflik tersebut terjadi akibat adanya perbedaan sikap.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang  terhadap stimulus atau objek. Manifetasi sikap itu dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Schiffman dan Kanuk (2000:104-105), mengatakan sikap adalah predisposisi yang dipelajari dalam proses secara konsisten suatu obyek, dalam bentuk suka atau tidak suka (attitude is a learned predisposition to responds a consistenly favorable or unfavotable manner with respect to given objeck).
Permasalahan remaja saat ini sangat komplek dan mengawatirkan. Hal ini ditujukan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang pentinya menjaga kesehatan reproduksi. Jika hal ini diabaikan akan berdampak pada meningkatnya jumlah remaja yang terkena masalah kesehatan reproduksi.
Sebagaimana diketahui saat ini jumlah remaja usia 10-24 tahun di Indonesia berjumlah sekitar 67 juta atau 30 persen dari jumlah penduduk Indonesia 237,6 juta jiwa (Sensus penduduk, 2010). Remaja sangat rentan tehadap resiko TRIAD KRR(Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA). Untuk merespon permasalahan ini perlu peningkatan pengelolaan PIK Remaja/Mahasiswa dengan menjadikan Pendidik dan Konselor Sebaya yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja/mahasiswa.
Pemberdayaan peran pendidik dan konselor sebaya sangat penting.  Berbagai hasil studi memperlihatkan bahwa para remaja lebih merasa terbuka jika berdiskusi tentang kesehatan reproduksi  dengan orang yang dianggap sebaya dan mengerti tentang kehidupan mereka. Karena itulah para remaja dapat dijadikan tenaga penyuluh, pendidik, pembimbing, dan konselor kesehatan reproduksi melaui latihan, fasilitasi, bimbingan serta bantuan teknis  secara sistematis. Disamping para pendidik dan Konselor sebaya, penting pula untuk memberdayakan para pengelola program seluruh tingkatan (Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/.Kota). Para pengelola tersebut perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan tetang bagaimana mengembangkan program kesehatan reproduksi remaja yang ramah renaja (adolescent friendly).
Peningkatan akses remaja terhadap pelayanan kesehatan reproduksi remajaserta meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan Pusat Informasi Konseling (PIK)-Kesehatan Reproduksi Remja (KRR), sehingga jumlah remaja dan orang tua yang mendapatkan informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja melalui PIK  Remaja /mahasiswa meningkat.
Peningkatan akses kualitas PIK Remaja/Mahasiswa  dengan sasaran Pengelola program, Kelompok Remaja, Keluarga, Institusi pendidikan (termasuk pondok pesantren), LSM, organisasi berbasis keagamaan, Organisasi Profesi. Dengan kegiatan utamnya adalah Pemanfaatan PIK Remaja/Mahasiswa  yang sudah ada dan Pembinaan PIK-KRR dalam rangka meningkatkan pengelolaan PIK Remaja/Mahasiwa secara berkisinambungan.

Generasi Berencana Mewujudkan Remaja Berkualitas

Kesimpulan kuliah umum pada tanggal 8 April 2013 di Convention Hall UNAND tentang Generasi Berencana Mewujudkan Remaja Berkualitas oleh Bapak Dr. Sudibyo Alimoeso, MA (PLT Kepala BKKBN Pusat).
GenRe merupakan istilah dari Generasi Berencana dengan istilah yang terkenal adalah "Salam GenRe". Salah satu latar belakang akan adanya program GenRe dari BKKBN ini adalah meminimalisir jumlah penduduk yang ada di Bumi Pertiwi ini. Banyaknya jumlah penduduk yang ada di Indonesdia akan berdampak terhadap kualitas manusia, seperti tingginya tingkat pengangguran, kelaparan, kemiskinan dan hal lain yang tidak inginkan. Oleh sebab itu diadakanlah program GenRe ini.
Selain itu, program GenRe juga mengajak remaja Indonesia untuk "Say No To Free Sex, Drug's and HIV/AIDS".
Untuk melancarkan program GenRe , salah satu media untuk menggelorakannya adalah PIK-Remaja di SMP/SMA dan PIK-Mahasiswa di universitas-universitas. Jumlah PIK-R di Indonesia sampai saat sekarang ini berjumlah lebih kurang 16.000 dan 3.000 PIK-Mahasiswa yang terdiri dari tahap tumbuh,tegak hingga tegar.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak no 4 di dunia. Untuk mengurangi jumlah nya dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan program Pendewasaan Usia Perkawinan yang kita kenal dengan PUP. Naiknya jumlah penduduk di Indonesia sangat berdampak terhadap kemiskinan, maka salah satu misi GenRe adalah memutus lingkaran setan kemiskinan (“Vicius Sircle of Poverty”)

Kamis, 04 April 2013

Pentingnya Penundaan Usia Perkawinan

Permasalahan kependudukan pada dasarnya terkait dengan kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk. Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga telah mengamanatkan perlunya pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas dan pengarahan mobilitas penduduk agar mampu menjadi sumber daya yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional. Salah satu program pembangunan yang berkaitan dengan kependudukan adalah Program Keluarga Berencana yang bertujuan mengendalikan jumlah penduduk diantaranya melalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP).
Pendewasaan Usia Perkawinan diperlukan karena dilatarbelakangi beberapa hal sebagai berikut:
1. Semakin banyaknya kasus pernikahan usia dini.
2. Banyaknya kasus kehamilan tidak diinginkan
3. Banyaknya kasus pernikahan usia dini dan kehamilan tidak diinginkan menyebabkan pertambahan penduduk makin cepat (setiap tahun bertambah sekitar 3,2 juta jiwa)
4. Karena pertumbuhan penduduk tinggi, kualitasnya rendah
5. Menikah dalam usia muda menyebabkan keluarga sering tidak harmonis,sering cekcok, terjadi perselingkuhan, terjadi KDRT, rentan terhadap perceraian.

Beberapa persiapan yang dilakukan dalam rangka berkeluarga antara lain:
1. Persiapan fisik, biologis
2. Persiapan mental
3. Persiapan sosial ekonomi
4. Persiapan Pendidikan dan ketrampilan
5. Persiapan keyakinan dan atau agama Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria.
PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan agar kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa. Bahkan harus diusahakan apabila seseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya, maka penundaan kelahiran anak pertama harus dilakukan. Dalam istilah KIE disebut sebagai anjuran untuk mengubah bulan madu menjadi tahun madu. Pendewasaan usia perkawinan merupakan bagian dari program Keluarga Berencana Nasional. Program PUP memberikan dampak pada peningkatan umur kawin pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR). Tujuan program pendewasaan usia perkawinan adalah Memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran. Tujuan PUP seperti ini berimplikasi pada perlunya peningkatan usia kawin yang lebih dewasa. Program Pendewasaan Usia kawin dan Perencanaan Keluarga merupakan kerangka dari program pendewasaan usia perkawinan. Kerangka ini terdiri dari tiga masa reproduksi, yaitu:
1) Masa menunda perkawinan dan kehamilan,
2) Masa menjarangkan kehamilan dan
3) Masa mencegah kehamilan.

 Kerangka ini dapat dilihat seperti dibawah ini.

 1. Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan Kelahiran anak yang baik, adalah apabila dilahirkan oleh seorang ibu yang telah berusia 20 tahun. Kelahiran anak, oleh seorang ibu dibawah usia 20 tahun akan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak yang bersangkutan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan apabila seorang perempuan belum berusia 20 tahun untuk menunda perkawinannya. Apabila sudah terlanjur menjadi pasangan suami istri yang masih dibawah usia 20 tahun, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan, dengan menggunakan alat kontrasepsi seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
Beberapa alasan medis secara objektif dari perlunya penundaan usia kawin pertama dan kehamilan pertama bagi istri yang belum berumur 20 tahun adalah sebagai berikut:

a. Kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada saat persalinan, nifas serta bayinya

 b. Kemungkinan timbulnya risiko medik sebagai berikut:
1) Keguguran
2) Preeklamsia (tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria)
3) Eklamsia (keracunan kehamilan)
4) Timbulnya kesulitan persalinan
5) Bayi lahir sebelum waktunya
6) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
7) Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina)
8)Fistula Retrovaginal ( keluarnya gas dan feses/tinja ke vagina)
9) Kanker leher rahim Penundaan kehamilan pada usia dibawah 20 tahun ini dianjurkan dengan menggunakan alat kontrasepsi sebagai berikut:
a. Prioritas kontrasepsi adalah oral pil, oleh karena peserta masih muda dan sehat
b. Kondom kurang menguntungkan, karena pasangan sering bersenggama (frekuensi tinggi) sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
c. AKDR/Spiral/IUD bagi yang belum mempunyai anak merupakan pilihan kedua. AKDR/Spiral/IUD yangdigunakan harus dengan ukuran terkecil.

2. Masa Menjarangkan kehamilan Masa menjarangkan kehamilan terjadi pada periode PUS berada pada umur 20-35 tahun. Secara empirik diketahui bahwa PUS sebaiknya melahirkan pada periode umur 20-35 tahun, sehingga resiko-resiko medik yang diuraikan diatas tidak terjadi. Dalam periode 15 tahun (usia 20-35 tahun) dianjurkan untuk memiliki 2 anak. Sehingga jarak ideal antara dua kelahiran bagi PUS kelompok ini adalah sekitar 7-8 tahun. Patokannya adalah jangan terjadi dua balita dalam periode 5 tahun. Untuk menjarangkan kehamilan dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi. Pemakaian alat kontrasepsi pada tahap ini dilaksanakan untuk menjarangkan kelahiran agar ibu dapat menyusui anaknya dengan cukup banyak dan lama. Semua kontrasepsi, yang dikenal sampai sekarang dalam program Keluarga Berencana Nasional, pada dasarnya cocok untuk menjarangkan kelahiran. Akan tetapi dianjurkan setelah kelahiran anak pertama langsung menggunakan alat kontrasepsi spiral (IUD).

3. Masa Mencegah Kehamilan Masa pencegahan kehamilan berada pada periode PUS berumur 35 tahun keatas. Sebab secara empirik diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengalami resiko medik. Pencegahan kehamilan adalah proses yang dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Kontrasepsi yang akan dipakai diharapkan berlangsung sampai umur reproduksi dari PUS yang bersangkutan yaitu sekitar 20 tahun dimana PUS sudah berumur 50 tahun. Alat kontrasepsi yang dianjurkan bagi PUS usia diatas 35 tahun adalah sebagai berikut:
a. Pilihan utama penggunaan kontrasepsi pada masa ini adalah kontrasepsi mantap (MOW, MOP).
 b. Pilihan ke dua kontrasepsi adalah IUD/AKDR/Spiral
c. Pil kurang dianjurkan karena pada usia ibu yang relatif tua mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan.

Rabu, 27 Maret 2013

Pendewasaan Usia Perkawinan

Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawianan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. Apabila seseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya, maka dianjurkan untuk penundaan kelahiran anak pertama. Dengan menunda usia perkawinan, diharapkan para remaja lebih siap dalam memasuki rumah tangga dan membina keluarga yang lebih harmonis. Untuk melihat lebih lanjut tentang Materi Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) anda dapat membacanya langsung di Perpustakaan BKKBN Pusat atau link ke http://ceria.bkkbn.go.id/

Senin, 25 Maret 2013

PIK Remaja adalah...

PIK Remaja adalah suatu wadah kegiatan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta penyiapan kehidupan berkeluarga. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa transisi kehidupan remaja. Transisi kehidupan remaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank adalah: Melanjutkan sekolah (continue learning) Mencari pekerjaan (start working) Memulai kehidupan berkeluarga (form families) Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship) Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life). Program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja dimaksud, yakni mempraktekkan hidup secara sehat (practice healthy life). Empat bidang kehidupan lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain.

Pengurus INSERT


Pembina INSERT : Zunnafiah, S.Pd
Kader (Konselor dan Pendidik Sebaya)

Ketua                           : Robi Afrizan Saputra
Wakil Ketua                 : Alem Putra Arma
Sekretaris                     : Vinny Natasya Utari
Bendahara                    : Nadiyatul Fadhilla

Konselor Sebaya          :1. Novelia Prima                  5. Yordan Thezauza              9. Karina Saraswati
                                     2. Riki Oktahendri               6. Sri Ayu Elsimaita               10. Randi Erika R
                                     3. David Aldi                       7. Mifta Azelin Nuzulia
                                     4. Harlina Pratiwi Hapsari    8. Syifa Fauziah

Pendidik Sebaya           : 1. Denada Betari Ayu         5. Retno Dwi H                      9. Aulia Putri Andiko
                                      2. Fauziah Rahmi                6. Hafzil Adli                          10. Winda Gusrianti
                                      3. Anindi Cita Fiki              7. Dila Azania Hakim              11. Dora Pratama P
                                      4. Sagita Rahayu                8. Fahri Shobi Firdaus             12. Hafizo Pitri

Profil INSERT

PIK-R SMA Negeri 1 Sijunjung berdiri pada bulan Juli 2003 yang berlokasi di gedung SMA Negeri 1 Sijunjung yang beralamat di Jln M.Syafe’i No. Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung. Website SMA Negeri 1 Sijunjung adalah www.smansasi.sch.id dengan nomor telepon (0754) 20139 dan emailnya sma1_sijunjung@yahoo.co.id sedangkan email dari PIK-R SMA Negeri 1 Sijunjung adalah pikremajasman1sijunjung@gmail.com  dan blog dari PIK-R SMA Negeri 1 Sijunjung adalah www.pikremajasman1sijunjung.blogspot.com  . Telah banyak rintangan yang dialami oleh PIK-R SMA Negeri 1 Sijunjung mulai dari tahap Tumbuh, Tegak, hingga tahap Tegar. PIK-R SMA Negeri 1 Sijunjung bernama INSERT yang berarti (Informasi Seputar Remaja Terkini). Hingga periode 2012-2013 ini, INSERT telah mencapai tahap Tegar. Ketua INSERT periode sekarang adalah Robi Afrizan Saputra sebagaimana terlampir dalam struktur organisasi PIK-R SMA Negeri 1 Sijunjung. Pembina INSERT adalah Zunnafiah, S.Pd. INSERT telah memiliki ruang khusus di SMA Negeri 1 Sijunjung, tepatnya di sebelah ruang Kepala Sekolah dan telah memiliki dua ruang konseling, telah memiliki papan nama dan perpustakaan. Buku-buku yang telah ada diperpustakaan sudah cukup lengkap seperti buku tentang TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS/NAPZA), Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), tentang keterampilan hidup serta buku-buku penunjang lainya.
Kegiatan telah berhasil dilaksanakan oleh INSERT antara lain Konseling Perseorangan, Bimbingan Kelompok, Sosialisasi mengenai TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS, NAPZA) di kelas-kelas,dan kegiatan lainnya yang sangat bermanfaat. INSERT juga telah memiliki SMS Hotline tempat bertanya atau konseling dengan menggunakan Handphone yang dilatarbelakangi karena perkembangan zaman yang sangat cepat pada saat sekarang ini. Nomor yang dapat dihubungi dalam SMS Hotline ini adalah 085274741733 (Zunnafiah/Pembina), 085263409141 (Robi Afrizan Saputra) , 085272454952 (Alem Putra Arma) dan 085278947967 (Nadiyatul Fadhilla). INSERT juga telah meraih berbagai prestasi mulai dari tingkat Kabupaten, Provinsi, hingga Nasional. Prestasinya itu antara lain, Juara 1 PIK-R Tahap Tegar tingkat Kabupaten, Juara 1 Lomba Kartu Cocok, Juara 1 Lomba yel-yel, Juara 1 Mading, Juara 1 Monopoli GenRe, Juara 1 Cerdas Cermat dan Juara 1 Tanya Jawab yang semua itu diraih di Tingkat Provinsi baik event yang diadakan oleh BKKBN dan event yang diadakan oleh Pramuka Saka Kencana. INSERT juga telah pernah mengirim salah satu pengurusnya ke Tingkat Nasional dalam bidang PMR ke Gorontalo pada periode 2010-2011 dan prestasi lainnya. Pada periode sekarang ini, INSERT memiliki 10 orang Konselor Sebaya dan 12 orang Pendidik Sebaya dengan rincian Pendidikan Sebaya terlatih 9 orang, Pendidik Sebaya Tidak Terlatih 3 orang, 7 orang Konselor Sebaya terlatih dan 3 orang Konselor Sebaya tidak terlatih.

Jumat, 15 Maret 2013

Narkoba No , Prestasi Yes

Narkoba bukan lagi istilah asing karena istilah yang merupakan kependekan dari narkotika dan obat – obat terlarang ini sangat sering kita dengar. Tidak hanya itu, kita juga sudah tahu bahwa narkoba membawa dampak yang sangat buruk bagi kehidupan pribadi dan sosial si pemakai dan orang di sekitarnya.
Ironisnya narkoba sangat lekat dengan remaja (meskipun tidak sedikit dari pemakai merupakan orang – orang yang sudah berumur bahkan anak – anak) yang notabene generasi penerus bangsa. Bagaimana masa depan bangsa ini jika remajanya saja sudah teler-teler karena kecanduan narkoba. Untuk itu sudah saatnya remaja Indonesia bangkit dari kertepurukan karena penghambaan mereka kepada narkoba.
Sudah sejak lama, kita mendengar dan melihat bagaimana pemerintah dan beberapa masyarakat yang peduli berusaha untuk mengatasi dan menanggulangi masalah narkoba ini. Sampai – sampai dibentuk badan khusus yaitu BNN ( Badan Narkotika Nasional) untuk menangani masalah yang berkaitan dengan narkotika dan obat – obat terlarang, meskipun dari segi penamaan badan tersebut masih kurang tepat karena seolah-olah badan tersebut justru mendukung beredarnya narkotika di tanah air. Mungkin bisa diganti dengan Badan Anti-Narkotika Nasional atau Badan Penanggulangan Narkotika Nasional.
Selain itu, kita juga sering mendengar kata : “Katakan TIDAK pada Narkoba” yang sering didengungkan oleh duta anti-narkoba. Sebetulnya saya kurang setuju dengan istilah tersebut, karena ada beberapa duta anti-narkoba yang sering mendengungkan kata tersebut, tapi justru menjadi pemakai. Karena memang hanya “Katakan TIDAK” tanpa dibarengi dengan tindakan. Mudah saja bagi seseorang untuk berkata TIDAK, namun tanpa dibarengi niatan kuat untuk menjauhinya jadinya UUJ (Ujung-ujungnya jatuh juga). Untuk itu, mulai saat ini kita harus bisa mengubahnya dengan tidak hanya berkata namun juga dibarengi dengan tindakan karena ‘ Pake’ Narkoba bukan Pilihan Hidup

Senin, 11 Maret 2013

Pengaruh Budaya Asing Pada Remaja

Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Di zaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran tekhnologi tidak dibarengi dengan budaya-budaya asing positif yang masuk. Budaya asing masuk ke negeri kita secara bebas tanpa ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat Indonesia terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi mereka belum bisa memilah mana yang sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dan mana yang tidak sesuai dengan aturan serta norma yang berlaku di negara Republik Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya, norma tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma sosial, norma kesopanan. Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia. Norma merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telah ditetapkan pasti ada sanksi bagi yang melanggar, hal itu serupa dengan norma, apapun jenis norma ada di Indonesia, pasti ada sanksi bagi yang melanggarnya.
Pada umumnya masyarakat Indonesia sekarang seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma yang ditetapkan. Terbukti dengan banyaknya penyimpangan prilaku yang dilakukan oleh banyak orang, seperti perbuatan korupsi, mencuri, menistakan agama, dan sebagainya. Kasus-kasus seperti itu menandakan bobroknya mental bangsa ini. Sehingga generasi muda yang mendatang bisa diperkirakan dapat lebih buruk dari masa sekarang jika mental mundur tersebut masih ditularkan pada kaum remaja saat ini.
Hal tersebut sudah mulai terjadi sekarang, kenyataan yang terjadi saat ini banyak remaja yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Mereka tidak menghiraukan lagi norma-norma yang ada. Kemudahan mengakses budaya asing serta kemudahan masuknya budaya asing tanpa ada filterisasi membuat usia muda rawan tergoda dengan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya. Seperti banyaknya blue film yang masuk ke Indonesia, permasalahan ini sangat berdampak negatif bagi masyarakat khususnya kalangan remaja. Banyak blue film atau adegan porno laiinya yang dapat diakses dengan mudah melalui internet. Para remaja bebas mengakses dan menonton film tersebut tanpa pengawasan dari pihak orang tua mereka. Hal tersebut menimbulkan dampak yang kurang baik bagi psikis si remaja itu sendiri, dengan menonton adegan porno, si remaja tersebut jadi termotivasi ingin melakukan hal yang ia tonton dan ada sesuatu yang baru yang tidak seharusnya di coba jadi ingin dicoba. Jika sudah seperti ini siapa yang harus di salahkan? Permasalahan ini hanyalah satu contoh kasus yang sekarang sering terjadi di Indonesia

Kemandirian Pada Remaja

Menurut Masrun kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.
Kemandirian secara psikologis dan mentalis yaitu keadaan seseorang yang dalam kehidupannya mampu memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. Kemampuan demikian hanya mungkin dimiliki jika seseorang berkemampuan memikirkan dengan seksama tentang sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi-segi manfaat atau keuntungannya, maupun segi-segi negatif dan kerugian yang akan dialaminya. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar berhasil sesuai keinginan dirinya maka diperlukan adanya kemandirian yang kuat.
Menurut Brawer dalam Chabib Toha kemandirian adalah suatu perasaan otonomi, sehingga pengertian perilaku mandiri adalah suatu kepercayaan diri sendiri, dan perasaan otonomi diartikan sebagai perilaku yang terdapat dalam diri seseorang yang timbul karena kekuatan dorongan dari dalam tidak karena terpengaruh oleh orang lain.
Kemandirian mempunyai ciri-ciri yang beragam, banyak dari para ahli yang berpendapat mengenai ciri-ciri kemandirian. Menurut Gilmore dalam Chabib Thoha merumuskan ciri kemandirian itu meliputi:

1. Ada rasa tanggung jawab. 
2. Memiliki pertimbangan dalam menilai problem yang dihadapi secara intelegen. 
3. Adanya perasaan aman bila memiliki pendapat yang berbeda dengan orang lain. 
4. Adanya sikap kreatif sehingga menghasilkan ide yang berguna bagi orang lain.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian pada remaja menurut Masrun, yaitu:
1. Usia 
2. Jenis kelamin 
3. Konsep diri 
4. Pendidikan 
5. Keluarga 
6. Interaksi sosial

Dalam persoalan remaja dan kaum muda ini ternyata banyak sekali pihak-pihak yang terlibat, karena sosok remaja itu hidup dalam konteks sosiabilitas yang sangat luas. Namun sebagai remaja, keterkaitan yang kuat justru harus tercipta dari hubungan remaja tersebut dengan orangtua atau tokoh-tokoh otoritas dewasa lainnya. Hubungan inilah yang diharapkan dalam kondisi sehat, terbuka, positif dan konstruktif, sehingga dapat berfungsi sebagai tameng terhadap berbagai pengaruh negative yang ada dalam masyarakat.
Sampai hari ini, berbagai pihak termasuk media cetak, online, radio, televisi, luar ruang dan bioskop banyak sekali mengupas sisi gelap dari kehidupan dunia remaja ini. Dan tentunya hal ini tidak akan pernah tuntas, karena dunia remaja memang dunia yang penuh gejolak, kecemasan, kebingungan, yang justru merupakan suatu proses terpenting dalam tahap pendewasaan seorang remaja. Dari banyaknya seminar mengenai situasi dunia remaja, banyak sekali orangtua yang ternyata kurang (sampai tidak) mengertahui secara persis apa yang sebenarnya terjadi pada anak remajanya, apakah itu mengenai perasaan, keinginan, persoalan dan sampai pada pergaulan mereka di luar. Banyak orang tua yang masih menganggap bahwa remaja mereka itu masih merupakan anak kecil, sehingga masih terus harus dituntun. Padahal mereka sudah memiliki kemampuan – walaupun masih dalam taraf belajar - untuk bersikap mandiri, melakukan pilihan dan memutuskan apa yang terbaik bagi mereka.

Selasa, 05 Maret 2013

Komponen Konseling

1. Konselor
Konselor adalah seseorang yang karena kewenangan dan keahliannya memberi bantuan kepada klien. Dalam konseling perorangan, konselor menjadi aktor yang secara aktif mengembangkan proses konseling untuk mencapai tujuan konseling sesuai dengan prinsip-prinsip dasar konseling. Dalam proses konseling, selain menggunakan media verbal, konselor dapat juga menggunakan media tulisan, gambar, media elektronik, dan media pengembangan tingkah laku lainnya. Semua itu diupayakan konselor dengan cara-cara yang cermat dan tepat, demi terentaskannya masalah yang dialami klien.
 Untuk mengelola konseling secara efektif, seorang konselor dituntut memiliki seperangkat sifat kepribadian dan keterampilan tertentu. Meskipun dalam tartaran konsep berkembangan  pandangan yang bervariasi tentang konselor yang efektif, namun  mereka mengakui bahwa karakteristik pribadi dan perilaku konselor kontributif bagi  pembinaan relasi yang bermakna yang akan mendorong klien untuk berkembang.  Beberapa kompetensi pribadi yang signifikan untuk dimiliki oleh konselor  antara lain,   pengetahuan yang baik tentang diri sendiri (self-konwledge),  kompetens, kesehatan psikilogis yang baik, dapat dipercaya (trustworthtness), kejujuran, kekuatan atau daya (strength), kehangatan (warmth) pendengar yang aktif (active responsiveness), kesabaran,  kepekaan (sensitivity), kebebasan, dan kesadaran holistik. Kompetensi tersebut akan mendorong konselor untuk menjadi pribadi terapetik, yang antara lain dapat dideskripsikan  sebagai berikut. 
1.    Memiliki gagasan yang jelas mengenai keyakinan tentang hidup, manusia, dan masalah-masalah, kesadaran dan pandangan yang tepat terhadap peranannya, dan tanpa syarat memandang dan merespons klien sebagai pribadi
2.    Mampu mereduksi kecemasan, tidak tertekan, tidak menunjukan sikap bermusuhan, tidak membiarkan diri “menurun” kapasitanya.
3.    Memiliki kemampuan untuk hadir bagi orang lain, yang berupa kerelaan untuk ikut mengambil bagian dengan orang lain dalam suka duka mereka, hal mana timbul dari keterbukaan konselor terhadap masalah dan perasaan sendiri, sehingga dia sanggup menghayati dan menunjukkan empati dengan kliennya.
4.    Mengembangkan diri menjadi konselor yang otonom, melalui  pengembangan gaya konseling yang sesuai dengan kepribadiannya sambil terbuka untuk belajar dari orang lain, dan mempelajari  berbagai  konsep dan teknik  konseling, serta menerapkannya sesuai dengan konteks dan pribadinya.
5.    Respek dan apresiatif terhadap diri sendiri, artinya konselor harus memiliki suatu rasa harga diri yang kuat yang meyanggupkannya berhubungan dengan orang lain atas dasar hal-hal yang positif dari klien.
6.    Berorientasi untuk tumbuh dan berkembang, dalam pengertian berusaha untuk terbuka guna memperluas cakrawala wawasannya. Konselor tidak hanya merasa puas dengan apa yang ada dan berupaya mempertanyakan mutu eksistensinya, nilai-nilai, dan motivasinya, serta terus menerus berusaha memahami dirinya sendiri karena konselor hendak mendorong pemahaman diri itu dalam diri klien.

2. Klien                                          
Klien adalah seorang individu yang sedang mengalami masalah, atau setidak-tidaknya sedang mengalami sesuatu yang ingin  disampaikan kepada orang lain. Klien menanggung semacam beban, uneg-uneg, atau mengalami suatu kekurangan yang ia ingin isi, atau ada sesuatu yang ia ingin dan/atau perlu dikembangkan pada dirinya. Melalui konseling, klien menginginkan agar ia mendapatkan suasana fikiran yang jernih dan/atau perasaan yang lebih nyaman, memperoleh nilai tambah, hidup yang lebih berarti, dan hal-hal positif lainnya dalam menjalani hidup sehari-hari dalam rangka kehidupan dirinya secara menyeluruh.
Klien datang dan bertemu konselor dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang datang sendiri dengan kemauan kuat untuk menemui konselor (self-referal), ada yang datang dengan perantara orang lain, bahkan ada yang datang (mungkin terpaksa) karena didorong atau diperintah oleh pihak lain. Kedatangan klien bertemu konselor disertasi dengan kondisi tertentu yang ada pada klien. Apapun latar belakang kedatangan klien dan bagaimanapun kondisi klien, harus disikapi, diperhatikan, diterima, dan dilayani sepenuhnya oleh konselor.

3. Konteks Hubungan Konselor-Klien
Dalam konseling, hubungan konselor dengan klien berada dalam konteks hubungan membantu (helping relationship), yaitu hubungan untuk meningkatkan pertumbuhan, kematangan, fungsi, dan cara menghadapi kehidupan dengan memanfaatkan sumber-sumber internal pada pihak klien.

ASAS KONSELING

Kekhasan yang paling mendasar pelayanan konseling adalah hubungan interpersonal yang amat intens antara klien dan Konselor. Hubungan ini benar-benar sangat mempribadi, sehingga boleh dikatakan antara kedua pribadi itu “saling masuk-memasuki”. Konselor memasuki pribadi klien dan klien memasuki pribadi Konselor. Proses layanan konseling dikembangkan sejalan dengan suasana yang demikian, sambil di dalamnya dibangun kemampuan khusus klien untuk keperluan kehidupannya. Asas-asas konseling memperlancar proses dan memperkuat bangunan yang ada di dalamnya.

1. Asas Kerahasiaan
Tidak pelak lagi, hubungan interpersonal yang amat intens sanggup membongkar berbagai isi pribadi yang paling dalam sekalipun, terutama pada sisi klien. Untuk ini asas kerahasiaan menjadi jaminannya. Segenap rahasia klien yang terbongkar menjadi tanggung jawab penuh Konselor untuk melindunginya. Keyakinan klien akan adanya perlindungan yang demikian ini menjadi jaminan untuk suksesnya pelayanan.

2. Asas Kesukarelaan dan Keterbukaan
Kesukarelaan penuh klien untuk menjalani proses pelayanan konseling bersama Konselor menjadi buah dari terjaminnya kerahasiaan pribadi klien. Dengan demikian kerahasiaan-kesukarelaan menjadi unsur dwi-tunggal yang mengantarkan klien ke arena proses pelayanan konseling. Asas kerahasiaan-kesukarelaan akan menghasilkan keterbukaan klien. Klien self-referral pada awalnya dalam kondisi sukarela untuk bertemu dengan Konselor. Kesukarelaan awal ini harus dipupuk dan dikuatkan. Apabila penguatan kesukarelaan awal ini gagal dilaksanakan maka keterbukaan tidak akan terjadi dan kelangsungan proses layanan terancam kegagalan. Menghadapi klien yang non-self-referral tugas Konselor menjadi lebih berat, khususnya dalam mengembangkan kesukarelaan dan keterbukaan klien. Dalam hal ini, seberat
apapun pengembangan kesukarelaan dan keterbukaan klien. Dalam hal ini, seberat apapun pengembangan kesukarelaan dan keterbukaan itu harus dilakukan Konselor, apabila proses
konseling hendak dihidupkan.

3. Asas Keputusan Diambil oleh Klien Sendiri
Inilah asas yang secara langsung menunjang kemandirian klien. Berkat rangsangan dan dorongan Konselor agar klien berfikir, menganalisis, menilai, dan menyimpulkan sendiri; mempersepsi, merasakan dan bersikap sendiri atas apa yang ada pada diri sendiri dan lingkungannya; akhirnya klien mampu mengambil keputusan sendiri berikut menanggung resiko yang mungkin ada sebagai akibat keputusan tersebut. Dalam hal ini Konselor tidak memberikan syarat apapun untuk diambilnya keputusan oleh klien; tidak mendesak-desak atau mengarahkan sesuatu; begitu juga tidak memberikan semacam persetujuan ataupun konfirmasi atas sesuatu yang dikehendaki klien, meskipun klien memintanya. Konselor dengan tegas “membiarkan” klien tegak dengan sendirinya menghadapi tantangan yang ada. Dalam hal ini
bantuan yang tidak putus-putusnya diupayakan Konselor adalah memberikan semangat (dalam arah “kamu pasti bisa”) dan meneguhkan hasrat, memperkaya informasi, wawasan dan persepsi, memperkuat analisis atas antagonisme ataupun kontradiksi yang terjadi. Dalam hal ini suasana yang “memfrustasikan klien” dan sikap “tiada maaf” merupakan caracara spesifik untuk membuat klien lebih tajam, kuat dan tegas dalam melihat dan menghadapi tantangan.

4. Asas Kekinian dan Kegiatan
Asas kekinian diterapkan sejak paling awal Konselor bertemu klien. Dengan nuansa kekinianlah segenap proses layanan dikembangkan, dan atas dasar kekinian pulalah kegiatan klien dalam layanan dijalankan. Klien dituntut untuk benar-benar aktif menjalani proses perbantuan melalui pelayanan konseling, dari awal dan selama proses layanan, sampai pada periode pasca layanan. Tanpa keseriusan dalam aktivitas yang dimaksudkan itu dikhawatirkan
perolehan klien akan sangat terbatas, atau keseluruhan proses layanan itu menjadi sia-sia.

5. Asas Kenormatifan dan Keahlian
Segenap aspek teknis dan isi pelayanan konseling adalah normatif; tidak ada satupun yang boleh terlepas dari kaidahkaidah norma yang berlaku, baik norma agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan. Klien dan Konselor terikat sepenuhnya oleh nilai-nilai dan norma yang berlaku. Sebagai ahli dalam pelayanan konseling, Konselor mencurahkan keahlian profesionalnya dalam pengembangan pelayanan konseling untuk kepentingan klien dengan menerapkan segenap asas tersebut di atas. Keahlian Konselor itu diterapkan dalam suasana normatif terhadap klien yang sukarela, terbuka, aktif agar klien mampu mengambil keputusan
sendiri. Seluruh kegiatan itu bernuansa kekinian dan rahasia pribadi sepenuhnya dirahasiakan.

Tujuan Konseling Kelompok

BEBERAPA CONTOH TUJUAN KONSELINGKELOMPOK

1 Menjadi lebih terbuka dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain
2 Belajar mempercayai diri sendiri dan orang lain
3   Berkembang untuk lebih menerima diri sendiri
4   Belajar berkomunikasi dengan orang lain
5  Belajar untuk lebih akrab dengan orang lain
6   Belajar untuk bergaul dengan sesama atau lawan jenis
7  Belajar untuk memberi dan menerima
8 Menjadi peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain
    9   Meningkatkan kesadaran diri, sehingga akan merasa lebih bebas dan tegas dalam memilih

Rabu, 27 Februari 2013

Bersama Pembina PIK-R SMAN 1 Sijunjung

 

Foto bersama Pembina INSERT, Ibuk Zunnafiah, S.Pd (baju biru). Ini adalah foto beberapa pengurus INSERT. Kekompakanlah yang menyatukan kami dalam kepengurusan INSERT ini. Alhamdulillah SMA Negeri 1 Sijunjung , PIK-R nya telah mencapai tahap TEGAR.










Pembuatan MADING PIK-R SMAN 1 Sijunjung


Inilah salah satu kegiatan dari INSERT dalam menggelorakan PIK Remaja . Banyak Hal-hal positif yang dapat kita petik bersama-sama. Mading edisi kali ini INSERT beri judul KREATIF yang berarti (Konseling Remaja Aktif). Di Mading ini banyak hal-hal atau hasil karya dari remaja-remaja SMA Negeri 1 Sijunjung seperti tentang TRIAD KRR, Konseling, Bahaya Rokok, Bahaya Narkotika hingga Himbauan untuk menjauhi Seks Bebas.
Dukung selalu INSERT untuk menjadi yang terbaik ^_^ (ras)

Selasa, 26 Februari 2013

Katakan tidak pada NARKOBA !

1) Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk
2) Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman umum.
3) Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis

Bahaya Narkoba Bagi Pelajar

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata- ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.

Minggu, 24 Februari 2013

Faktor Penyebab HIV/AIDS

1. Berganti-ganti pasangan seksual.
2. Berhubungan seksual dengan ODHA.
3. Memakai NAPZA suntik bersama-sama.
4. Berganti-ganti dengan alat medis yang terkontaminasi HIV.
5. Berhubungan seksual dengan penderita IMS.

KONSELING

Konseling adalah proses pemberian bantuan dari petugas kesehatan pada kliennya melalui tatap muka.

Ciri-ciri konseling yang baik  apabila :
1. Konselor memahami dan peduli pada kliennya sehingga menimbulkan kepercayaan pada diri klien.
2. Konselor memberikan informasi yang akurat dan berguna pada kliennya.
3. Konselor membantu klien untuk membuat keputusannya sendiri berdasarkan informasi yang jelas dan sesuai dengan perasaan,situasi dan kebutuhan klien.
4. Konselor membantu klien untuk mengingat apa yang harus dilakukan.

Konseling yang baik mempunyai 6 langkah yaitu GATHER :
* G - Greet          = Berikan salam.
* A - Ask            = Tanyakan apa masalah klien.
* T - Telling        = Ungkapkan informasi sesuai klien.
* H - Help           = Bantu klien mencapai keputusan.
* E - Explanning = Jelaskan agar klien ingat.
* R - Return        = Undang klien untuk kunjungan ulang. (ras)
 

Blogger templates

Blogroll

Blogger news