Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 27 April 2013

Bagaimana Agar Terhindar Dari Penggunaan Napza

1. Berani menolak tawaran untuk menyalahgunakan Napza
2. Atasi masalah dengan cara yang benar
3. Pahami diri anda, terima dan hargai siapa diri anda
4. Pelihara ketahanan fisik dan mental
5. Kembangkan potensi diri
6. Biasakan untuk selalu rileks
7. Salurkan hobby anda dengan kegiatan positif
8. Latihan fisik dan berolahraga
9. Perbanyak membaca untuk menambah wawasan
10. Lakukan rekreasi yang sehat dan bermanfaat
11. Tingkatkan keimanan dan ketaqwaan

Ciri-ciri Remaja Berpotensi Penyalahgunaan Napza

1. Malas
2. Mogok
3. Melamun
4. Merokok
5. Minder
6. Mental Terganggu

Faktor Penyebab Penyalahgunaan Napza


1. Faktor Individu
-Ingin coba-coba
-Ingin masuk kedalam kelompok tertentu
-Ingin menunjukkan kebebasan/kedewasaan/ikut mode
-Ingin memperoleh kenikmatan dan efek obat
-Ingin menghilangkan rasa sakit/ketidaknyamanan yang dirasakan dan percaya bahwa obat dapat mengatasi semua permasalahan
-Ingin mencapai ketenangan maksimal
-Ingin protes terhadap suatu sistem yang berlaku
-Ingin mendapat perhatian Ortu

2. Faktor Lingkungan
-Tinggal dilingkungan pemakai Napza
-Bersekolah di daerah rawan Napza
-Bergaul dengan para pengedar dan pemakai
-Kurangnya kontrol sosial masyarakat
-Meningkatnya mobilitas dan komunikasi sosial remaja
-Peranan keluarga yang kurang harmonis
-Peranan kelompok sebaya


Selasa, 23 April 2013

Awas AIDS

AIDS sangat meresahkan karena :
- AIDS adalah penyakit menular yang cepatmenyebar (pandemis) keseluruh dunia
- Belum ada obat yang menyembuhkan penyakitnya
- Belum ada vaksin yang mampu mencegah timbulnya penyakit
- Sangat ganas angka kematian sangat tinggi. Umumnya penderita meninggal sebelum lima tahun setelah timbulnya gejala pertama
- AIDS menyerang semua lapisan masyarakat
- Penularan utama melalui hubungan seksual
- Seorang yang tertular HIV, potensial menular seumur hidup walaupun tampak sehatt
- Informasi mengenai AIDS kurang dipahami.
Penyebab penyakit AIDS ini baru diketahui pada tahun 1983. Dan dapat berada pada semua cairan tubuh manusia (selain pada darah, air mani dan cairan vagina, virus juga ditemukan di dalam ludah dan air mata) namun untungnya virus ini dikenal sebagai virus lamban berkembang biak, tidak seperti influenza. Oleh karena itu penularan AIDS tidak mudah, dalam arti perlu beberapa kali terinfeksi dan dalam jumlah relatif banyak. Penularan melalui persentuhan atau aliran udara dan pernafasan  belum terbukti bisa terjadi. Virus hanya akan menginfeksi tubuh melalui 2 jalan utama  yaitu infeksi langsung ke aliran darah seperti kasus penggunaan alat suntik/ alat kedokteran yang tak steril,  atau transfusi darah dan infeksi melalui hubungan kelamin.
Kasus terinfeksi melalui hubungan kelamin terjadi peningkatan kuat  jika hubungan kelamin dilakukan tidak normal dan tidak bernorma, seperti halnya dengan hubungan kelamin sesama homoseks (pertama kali ditemukannya penyakit AIDS) , perzinaan atau pelacuran. Oleh sebab itu penjalaran penyakit AIDS umumnya terletak pada masalah lingkungan sosial, khususnya lingkungan yang terkait dengan penyimpangan perilaku seksual, penggunaan obat bius yang sering menggunakan alat suntik tidak steril.

Sabtu, 20 April 2013

Kunjungan Kota Pariaman Ke PIK-Remaja SMA N 1 Sijunjung




Tepat hari Jum’at , 19 April 2013 kemaren PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung dikunjungi oleh BP2KB (Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana) Kota Pariaman dan pembina-pembina PIK-Remaja Kota Pariaman mulai dari Tahap Tumbuh, Tegak dan Tegar. Kunjungan BP2KB dan Pembina PIK-Remaja Kota Pariaman ini bertujuan untuk melihat  sekaligus study banding ke PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung yang mendapati juara 1 dalam lomba PIK-Remaja Tingkat Sumatera Barat Tahapan Tegar. Dalam acara kunjungan tersebut, acara dibuka langsung oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sijunjung , Bapak Drs. Jontridel Efendi. Acara ini dihadiri lebih kurang 40 orang mulai dari perwakilan BP2KB Kabupaten Sijunjung, rombongan Kota Pariaman dan pengurus PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung yang bernama INSERT ini (Informasi Seputar Remaja Terkini) . Acara kunjungan ini dimulai dari sambutan ketua PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung yaitu Robi Afrizan Saputra selanjutnya sambutan dari Kepala Sekolah. Setelah itu sepatah kata dari perwakilan rombongan Kota Pariaman. Dalam acara tersebut kami juga menampilkan hasil kreatifitas pengurus PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung berupa Drama Sebabak (Film) yang bertemakan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), menampilkan Lagu yang berjudul Pernikahan dini  dapat di download disini http://www.youtube.com/watch?v=GdeU8RXVzdw hasil karya pengurus INSERT dan menampilkan foto-foto atau Galery dari kegiatan INSERT. Acara ditutup dengan pembacaan do’a.



Rabu, 17 April 2013

Peran Keluarga Dalam Mencetak Generasi Berencana Berkualitas

Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan pertama dan terutama bagi anak. Pendidikan keluarga bertujuan agar anak mapu berkembang secara maksimal yang meliputi seluruh aspek perkembangan anaknya, yaitu jasmani dan rohani. Banyak penulis dan peneliti yang membicarakan tentang tujuan pendidikan. Mereka membicarakan bahwa pendidikan tidak hanya mempunyai tujuan menyiapkan individu agar bisa beribadah kepada Allah semata namun juga mencakup semua karya, cipta, rasa dan karsa yang diniatkan kepada Allah.
 Pendidikan keluarga akan ditemukan sebuah karakter yang sangat kuat pada diri seorang anak Pendidikan dalam keluarga dapat memberikan pengaruh besar kepada karakter seorang anak. Sebab itu kunci utama untuk menjadikan manusia tidak manja dan hidup energik terletak dalam pendidikan keluarga. Kalau kita membaca pernyataan berbagai pemimpin besar dunia, maka banyak di antara mereka memberikan nilai penting kepada pendidikan dalam keluarga. Antara lain Bung Karno selalu mengagumkan pengaruh seorang Ibu. Juga Ki Hadjar Dewantara mengemukakan pentingnya pendidikan dalam keluarga. Karena dalam karakter yang ditimbuhkan adalah faktor yang amat penting dalam kepribadian orang. Karena akan banyak mempengaruhi prestasi dalam berbagai bidang seperti memimpin masyarakat. Ilmu pengetahuan dan kemampun teknik adalah penting bagi pencapaian keberhasilan, tetapi tidak akan mencapai hasil maksimal kalau tidak disertai sebuah karakter.
 Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota keluarganya dan itu merupakan masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau mudah berubah sesudahnya.
 Ada sebuah pendapat dari seorang ulama yang bahwa sangat pentingnya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan mengatakan; Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat  bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa aja yang disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Namun sebaliknya bila anak dibiasakan dengan kejelekan, niscaya akan menjadi jahat. Kedua orang tuanya juga ikut menanggung dosanya. Maka hendaklah orang tua memelihara, mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik kepada anak-anaknya, tidak membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewaan biar waktu dewasa umurnya tidak dihabiskan untuk memburu kesenangan dunia semata.
 Kualitas SDM yang akan terbentuk dari seorang anak didik, sangat tergantung seberapa besar pendidikan orang tua ketika di rumah. Apabila dalam keluarganya, keluarga memberikan pendidikan yang baik, maka hal tersebut akan terbawa ke dalam kepribadian anak tersebut sampai ke sekolah maupun dalam masyarakat. Sehingga peran keluarga sangat vital dalam membentuk generasi yang berkualitas. Komponen sekolah maupun institusi yang ada hanya sebagai penguat dalam mengarahkan pendidikan yang lebih struktural.
 Pendidikan yang sebenarnya bisa mencetak generasi yang berkualitas adalah dimulai dari lingkungan keluarga. Dimana seorang anak memulai berinteraksi, belajar, menemukan pola kepribadian yang terbentuk. Segala yang dibiasakan dan di bangun dalam keluarga tersebut yang akan membentuk seorang anak di kedepannya.

Kegiatan INSERT


PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung pada hari Sabtu, 13 April 2013 mengadakan acara lagi yang dimaksudkan untuk menambah serta memperluas wawasan pengurus PIK-Remaja SMA Negeri 1 Sijunjung yang bernama INSERT (Informasi Seputar Remaja Terkini) terkhusus untuk Konselor Sebaya dan Pendidik Sebaya INSERT. Narasumber acara ini adalah Bapak Hendri Edison yang ahli di bidang PIK-Remaja ini, dan acara dibuka langsung oleh Kepala SMA Negeri 1 Sijunjung , Bapak Drs. Jontridel Efendi selain itu juga dihadiri oleh guru BK SMA Negeri 1 Sijunjung yaitu Ibu Neng Erawati Ratmel, Juita dan Ida Fitriati.
Narasumber mengulas berbagai permasalahan remaja yang dialami saat ini dan juga mengulas bagaimana kita mengatasi permasalahan remaja tersebut. Remaja yang diharapkan saat ini adalah remaja yang sehat secara fisik, psikis dan juga sehata secara sosial serta mampu mengajak teman-temannya untuk menjauhi pergaulan bebas/seks bebas, NAPZA dan juga HIV/AIDS.

Kamis, 11 April 2013

GENERASI BERENCANA SEBAGAI MODAL PEMBANGUNAN BANGSA

Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami beberapa perubuhan yaitu dalam aspek jasmani, rokhani, emosional, social dan personal. Akibat perubahan tingkah laku yang dapat menimbulkan konflik dengan orang sekitarnya, seperti konflik dengan orang tua atau lingkungan masyarakat sekitarnya. Konflik tersebut terjadi akibat adanya perbedaan sikap.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang  terhadap stimulus atau objek. Manifetasi sikap itu dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Schiffman dan Kanuk (2000:104-105), mengatakan sikap adalah predisposisi yang dipelajari dalam proses secara konsisten suatu obyek, dalam bentuk suka atau tidak suka (attitude is a learned predisposition to responds a consistenly favorable or unfavotable manner with respect to given objeck).
Permasalahan remaja saat ini sangat komplek dan mengawatirkan. Hal ini ditujukan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang pentinya menjaga kesehatan reproduksi. Jika hal ini diabaikan akan berdampak pada meningkatnya jumlah remaja yang terkena masalah kesehatan reproduksi.
Sebagaimana diketahui saat ini jumlah remaja usia 10-24 tahun di Indonesia berjumlah sekitar 67 juta atau 30 persen dari jumlah penduduk Indonesia 237,6 juta jiwa (Sensus penduduk, 2010). Remaja sangat rentan tehadap resiko TRIAD KRR(Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA). Untuk merespon permasalahan ini perlu peningkatan pengelolaan PIK Remaja/Mahasiswa dengan menjadikan Pendidik dan Konselor Sebaya yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja/mahasiswa.
Pemberdayaan peran pendidik dan konselor sebaya sangat penting.  Berbagai hasil studi memperlihatkan bahwa para remaja lebih merasa terbuka jika berdiskusi tentang kesehatan reproduksi  dengan orang yang dianggap sebaya dan mengerti tentang kehidupan mereka. Karena itulah para remaja dapat dijadikan tenaga penyuluh, pendidik, pembimbing, dan konselor kesehatan reproduksi melaui latihan, fasilitasi, bimbingan serta bantuan teknis  secara sistematis. Disamping para pendidik dan Konselor sebaya, penting pula untuk memberdayakan para pengelola program seluruh tingkatan (Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/.Kota). Para pengelola tersebut perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan tetang bagaimana mengembangkan program kesehatan reproduksi remaja yang ramah renaja (adolescent friendly).
Peningkatan akses remaja terhadap pelayanan kesehatan reproduksi remajaserta meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan Pusat Informasi Konseling (PIK)-Kesehatan Reproduksi Remja (KRR), sehingga jumlah remaja dan orang tua yang mendapatkan informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja melalui PIK  Remaja /mahasiswa meningkat.
Peningkatan akses kualitas PIK Remaja/Mahasiswa  dengan sasaran Pengelola program, Kelompok Remaja, Keluarga, Institusi pendidikan (termasuk pondok pesantren), LSM, organisasi berbasis keagamaan, Organisasi Profesi. Dengan kegiatan utamnya adalah Pemanfaatan PIK Remaja/Mahasiswa  yang sudah ada dan Pembinaan PIK-KRR dalam rangka meningkatkan pengelolaan PIK Remaja/Mahasiwa secara berkisinambungan.

Generasi Berencana Mewujudkan Remaja Berkualitas

Kesimpulan kuliah umum pada tanggal 8 April 2013 di Convention Hall UNAND tentang Generasi Berencana Mewujudkan Remaja Berkualitas oleh Bapak Dr. Sudibyo Alimoeso, MA (PLT Kepala BKKBN Pusat).
GenRe merupakan istilah dari Generasi Berencana dengan istilah yang terkenal adalah "Salam GenRe". Salah satu latar belakang akan adanya program GenRe dari BKKBN ini adalah meminimalisir jumlah penduduk yang ada di Bumi Pertiwi ini. Banyaknya jumlah penduduk yang ada di Indonesdia akan berdampak terhadap kualitas manusia, seperti tingginya tingkat pengangguran, kelaparan, kemiskinan dan hal lain yang tidak inginkan. Oleh sebab itu diadakanlah program GenRe ini.
Selain itu, program GenRe juga mengajak remaja Indonesia untuk "Say No To Free Sex, Drug's and HIV/AIDS".
Untuk melancarkan program GenRe , salah satu media untuk menggelorakannya adalah PIK-Remaja di SMP/SMA dan PIK-Mahasiswa di universitas-universitas. Jumlah PIK-R di Indonesia sampai saat sekarang ini berjumlah lebih kurang 16.000 dan 3.000 PIK-Mahasiswa yang terdiri dari tahap tumbuh,tegak hingga tegar.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak no 4 di dunia. Untuk mengurangi jumlah nya dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan program Pendewasaan Usia Perkawinan yang kita kenal dengan PUP. Naiknya jumlah penduduk di Indonesia sangat berdampak terhadap kemiskinan, maka salah satu misi GenRe adalah memutus lingkaran setan kemiskinan (“Vicius Sircle of Poverty”)

Kamis, 04 April 2013

Pentingnya Penundaan Usia Perkawinan

Permasalahan kependudukan pada dasarnya terkait dengan kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk. Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga telah mengamanatkan perlunya pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas dan pengarahan mobilitas penduduk agar mampu menjadi sumber daya yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional. Salah satu program pembangunan yang berkaitan dengan kependudukan adalah Program Keluarga Berencana yang bertujuan mengendalikan jumlah penduduk diantaranya melalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP).
Pendewasaan Usia Perkawinan diperlukan karena dilatarbelakangi beberapa hal sebagai berikut:
1. Semakin banyaknya kasus pernikahan usia dini.
2. Banyaknya kasus kehamilan tidak diinginkan
3. Banyaknya kasus pernikahan usia dini dan kehamilan tidak diinginkan menyebabkan pertambahan penduduk makin cepat (setiap tahun bertambah sekitar 3,2 juta jiwa)
4. Karena pertumbuhan penduduk tinggi, kualitasnya rendah
5. Menikah dalam usia muda menyebabkan keluarga sering tidak harmonis,sering cekcok, terjadi perselingkuhan, terjadi KDRT, rentan terhadap perceraian.

Beberapa persiapan yang dilakukan dalam rangka berkeluarga antara lain:
1. Persiapan fisik, biologis
2. Persiapan mental
3. Persiapan sosial ekonomi
4. Persiapan Pendidikan dan ketrampilan
5. Persiapan keyakinan dan atau agama Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria.
PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan agar kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa. Bahkan harus diusahakan apabila seseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya, maka penundaan kelahiran anak pertama harus dilakukan. Dalam istilah KIE disebut sebagai anjuran untuk mengubah bulan madu menjadi tahun madu. Pendewasaan usia perkawinan merupakan bagian dari program Keluarga Berencana Nasional. Program PUP memberikan dampak pada peningkatan umur kawin pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR). Tujuan program pendewasaan usia perkawinan adalah Memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran. Tujuan PUP seperti ini berimplikasi pada perlunya peningkatan usia kawin yang lebih dewasa. Program Pendewasaan Usia kawin dan Perencanaan Keluarga merupakan kerangka dari program pendewasaan usia perkawinan. Kerangka ini terdiri dari tiga masa reproduksi, yaitu:
1) Masa menunda perkawinan dan kehamilan,
2) Masa menjarangkan kehamilan dan
3) Masa mencegah kehamilan.

 Kerangka ini dapat dilihat seperti dibawah ini.

 1. Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan Kelahiran anak yang baik, adalah apabila dilahirkan oleh seorang ibu yang telah berusia 20 tahun. Kelahiran anak, oleh seorang ibu dibawah usia 20 tahun akan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak yang bersangkutan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan apabila seorang perempuan belum berusia 20 tahun untuk menunda perkawinannya. Apabila sudah terlanjur menjadi pasangan suami istri yang masih dibawah usia 20 tahun, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan, dengan menggunakan alat kontrasepsi seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
Beberapa alasan medis secara objektif dari perlunya penundaan usia kawin pertama dan kehamilan pertama bagi istri yang belum berumur 20 tahun adalah sebagai berikut:

a. Kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada saat persalinan, nifas serta bayinya

 b. Kemungkinan timbulnya risiko medik sebagai berikut:
1) Keguguran
2) Preeklamsia (tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria)
3) Eklamsia (keracunan kehamilan)
4) Timbulnya kesulitan persalinan
5) Bayi lahir sebelum waktunya
6) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
7) Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina)
8)Fistula Retrovaginal ( keluarnya gas dan feses/tinja ke vagina)
9) Kanker leher rahim Penundaan kehamilan pada usia dibawah 20 tahun ini dianjurkan dengan menggunakan alat kontrasepsi sebagai berikut:
a. Prioritas kontrasepsi adalah oral pil, oleh karena peserta masih muda dan sehat
b. Kondom kurang menguntungkan, karena pasangan sering bersenggama (frekuensi tinggi) sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
c. AKDR/Spiral/IUD bagi yang belum mempunyai anak merupakan pilihan kedua. AKDR/Spiral/IUD yangdigunakan harus dengan ukuran terkecil.

2. Masa Menjarangkan kehamilan Masa menjarangkan kehamilan terjadi pada periode PUS berada pada umur 20-35 tahun. Secara empirik diketahui bahwa PUS sebaiknya melahirkan pada periode umur 20-35 tahun, sehingga resiko-resiko medik yang diuraikan diatas tidak terjadi. Dalam periode 15 tahun (usia 20-35 tahun) dianjurkan untuk memiliki 2 anak. Sehingga jarak ideal antara dua kelahiran bagi PUS kelompok ini adalah sekitar 7-8 tahun. Patokannya adalah jangan terjadi dua balita dalam periode 5 tahun. Untuk menjarangkan kehamilan dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi. Pemakaian alat kontrasepsi pada tahap ini dilaksanakan untuk menjarangkan kelahiran agar ibu dapat menyusui anaknya dengan cukup banyak dan lama. Semua kontrasepsi, yang dikenal sampai sekarang dalam program Keluarga Berencana Nasional, pada dasarnya cocok untuk menjarangkan kelahiran. Akan tetapi dianjurkan setelah kelahiran anak pertama langsung menggunakan alat kontrasepsi spiral (IUD).

3. Masa Mencegah Kehamilan Masa pencegahan kehamilan berada pada periode PUS berumur 35 tahun keatas. Sebab secara empirik diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengalami resiko medik. Pencegahan kehamilan adalah proses yang dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Kontrasepsi yang akan dipakai diharapkan berlangsung sampai umur reproduksi dari PUS yang bersangkutan yaitu sekitar 20 tahun dimana PUS sudah berumur 50 tahun. Alat kontrasepsi yang dianjurkan bagi PUS usia diatas 35 tahun adalah sebagai berikut:
a. Pilihan utama penggunaan kontrasepsi pada masa ini adalah kontrasepsi mantap (MOW, MOP).
 b. Pilihan ke dua kontrasepsi adalah IUD/AKDR/Spiral
c. Pil kurang dianjurkan karena pada usia ibu yang relatif tua mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan.
 

Blogger templates

Blogroll

Blogger news