Rabu, 27 Februari 2013
Pembuatan MADING PIK-R SMAN 1 Sijunjung
Inilah salah satu kegiatan dari INSERT dalam menggelorakan PIK Remaja . Banyak Hal-hal positif yang dapat kita petik bersama-sama. Mading edisi kali ini INSERT beri judul KREATIF yang berarti (Konseling Remaja Aktif). Di Mading ini banyak hal-hal atau hasil karya dari remaja-remaja SMA Negeri 1 Sijunjung seperti tentang TRIAD KRR, Konseling, Bahaya Rokok, Bahaya Narkotika hingga Himbauan untuk menjauhi Seks Bebas.
Dukung selalu INSERT untuk menjadi yang terbaik ^_^ (ras)
Selasa, 26 Februari 2013
Katakan tidak pada NARKOBA !
1) Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak
susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi
semakin buruk
2) Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman umum.
3) Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis
Bahaya Narkoba Bagi Pelajar
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi
muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi
muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di
kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi
penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih.
Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan
tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda
atau remaja. Kalau dirata- ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia
pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.
Minggu, 24 Februari 2013
Faktor Penyebab HIV/AIDS
1. Berganti-ganti pasangan seksual.
2. Berhubungan seksual dengan ODHA.
3. Memakai NAPZA suntik bersama-sama.
4. Berganti-ganti dengan alat medis yang terkontaminasi HIV.
5. Berhubungan seksual dengan penderita IMS.
2. Berhubungan seksual dengan ODHA.
3. Memakai NAPZA suntik bersama-sama.
4. Berganti-ganti dengan alat medis yang terkontaminasi HIV.
5. Berhubungan seksual dengan penderita IMS.
KONSELING
Konseling adalah proses pemberian bantuan dari petugas kesehatan pada kliennya melalui tatap muka.
Ciri-ciri konseling yang baik apabila :
1. Konselor memahami dan peduli pada kliennya sehingga menimbulkan kepercayaan pada diri klien.
2. Konselor memberikan informasi yang akurat dan berguna pada kliennya.
3. Konselor membantu klien untuk membuat keputusannya sendiri berdasarkan informasi yang jelas dan sesuai dengan perasaan,situasi dan kebutuhan klien.
4. Konselor membantu klien untuk mengingat apa yang harus dilakukan.
Konseling yang baik mempunyai 6 langkah yaitu GATHER :
* G - Greet = Berikan salam.
* A - Ask = Tanyakan apa masalah klien.
* T - Telling = Ungkapkan informasi sesuai klien.
* H - Help = Bantu klien mencapai keputusan.
* E - Explanning = Jelaskan agar klien ingat.
* R - Return = Undang klien untuk kunjungan ulang. (ras)
Ciri-ciri konseling yang baik apabila :
1. Konselor memahami dan peduli pada kliennya sehingga menimbulkan kepercayaan pada diri klien.
2. Konselor memberikan informasi yang akurat dan berguna pada kliennya.
3. Konselor membantu klien untuk membuat keputusannya sendiri berdasarkan informasi yang jelas dan sesuai dengan perasaan,situasi dan kebutuhan klien.
4. Konselor membantu klien untuk mengingat apa yang harus dilakukan.
Konseling yang baik mempunyai 6 langkah yaitu GATHER :
* G - Greet = Berikan salam.
* A - Ask = Tanyakan apa masalah klien.
* T - Telling = Ungkapkan informasi sesuai klien.
* H - Help = Bantu klien mencapai keputusan.
* E - Explanning = Jelaskan agar klien ingat.
* R - Return = Undang klien untuk kunjungan ulang. (ras)
Tunda Usia Perkawinan Itu !!!
Menunda usia perkawinan atau tidak menikah di usia dini merupakan
salah satu bentuk upaya preventif untuk melahirkan anak sehat. Saat
ini, meskipun belum ada data pasti, banyak kasus bayi lahir prematur dan
lahir dengan berat badan rendah dari ibu berusia muda.
"Sekarang ini angka kelahiran dari ibu berusia 15-19 tahun meningkat. Dan banyak yang lahir prematur atau dengan berat badan rendah. Risiko lainnya anak lahir cacat. Ini tentu tidak kita inginkan,"
Menurut Menkes, hal itu dapat dicegah. Untuk menyelamatkan ibu dan anak, disarankan agar menghindari 4 Terlalu yaitu terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu sering melahirkan, dan terlalu rapat jarak kelahiran antara anak pertama dan kedua. Untuk itu perlu mengikuti keluarga berencana.
Bagi ibu hamil diminta untuk memanfaatkan program jampersal. Minimal periksa kehamilan sebanyak 4 kali. "Setelah melahirkan pasanglah kontrasepsi, untuk mengatur jarak kelahiran,"(ras)
"Sekarang ini angka kelahiran dari ibu berusia 15-19 tahun meningkat. Dan banyak yang lahir prematur atau dengan berat badan rendah. Risiko lainnya anak lahir cacat. Ini tentu tidak kita inginkan,"
Menurut Menkes, hal itu dapat dicegah. Untuk menyelamatkan ibu dan anak, disarankan agar menghindari 4 Terlalu yaitu terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu sering melahirkan, dan terlalu rapat jarak kelahiran antara anak pertama dan kedua. Untuk itu perlu mengikuti keluarga berencana.
Bagi ibu hamil diminta untuk memanfaatkan program jampersal. Minimal periksa kehamilan sebanyak 4 kali. "Setelah melahirkan pasanglah kontrasepsi, untuk mengatur jarak kelahiran,"(ras)
Semarak PIK-R SMAN 1 Sijunjung
Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja yang kita kenal dengan PIK-R adalah sebuah wadah untuk pelajar dan mahasiswa untuk saling memberi informasi mengenai permasalahan remaja seperti TRIAD KRR.
SMA Negeri 1 Sijunjung merupakan Sekolah yang memiliki PIK-R , yang sekarang telah mencapai tahap <b>tegar </b>, PIK-R SMA Negeri 1 Sijunjung bernama <b>INSERT</b> (Informasi Seputar Remaja Terkini) .Sarana dan prasarana yang dimiliki cukup lengkap, mulai dari Konseling Hotline via SMS , telah memiliki blog www.pikremajasman1sijunjung.blogspot.com,memiliki buku-buku tentang PIK-R, memiliki mading sebagai sarana untuk menggelorakan PIK-R dan berbagai pamflet ,selebaran demi semaraknya PIK-R demi Sehatnya generasi muda penerus dan pelurus bangsa ini. Generasi yang terhindar dari Pernikahan Dini, Narkoba serta HIV/AIDS.
Pembina dari INSERT Adalah Zunnafiah, S.Pd.
Ketua INSERT Periode sekarang adalah Robi Afrizan Saputra.
Kami dari INSERT berharap kritikan, saran dan komentar agar PIK-R SMA Negeri 1 Sijunjung semakin berkembang dan semakin maju.
Semoga Postingan dari kami bermanfaat ^_^ (ras)
SMA Negeri 1 Sijunjung merupakan Sekolah yang memiliki PIK-R , yang sekarang telah mencapai tahap <b>tegar </b>, PIK-R SMA Negeri 1 Sijunjung bernama <b>INSERT</b> (Informasi Seputar Remaja Terkini) .Sarana dan prasarana yang dimiliki cukup lengkap, mulai dari Konseling Hotline via SMS , telah memiliki blog www.pikremajasman1sijunjung.blogspot.com,memiliki buku-buku tentang PIK-R, memiliki mading sebagai sarana untuk menggelorakan PIK-R dan berbagai pamflet ,selebaran demi semaraknya PIK-R demi Sehatnya generasi muda penerus dan pelurus bangsa ini. Generasi yang terhindar dari Pernikahan Dini, Narkoba serta HIV/AIDS.
Pembina dari INSERT Adalah Zunnafiah, S.Pd.
Ketua INSERT Periode sekarang adalah Robi Afrizan Saputra.
Kami dari INSERT berharap kritikan, saran dan komentar agar PIK-R SMA Negeri 1 Sijunjung semakin berkembang dan semakin maju.
Semoga Postingan dari kami bermanfaat ^_^ (ras)
8 Fungsi Keluarga
"pertama fungsi agama. “Ini merupakan fungsi yang mendorong keluarga
agar dapat menjadi wahana pembinaan kehidupan beragama yaitu beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa," jelasnya.
Kemudian fungsi sosial budaya dimana diharapkan para keluarga dapat menjadi wahana pembinaan dan persemaian nilai-nilai yang luhur dari budaya tersebut, sehingga nilai luhur yang selama ini sudah menjadi panutan dalam kehidupan berbangsa tetap dapat dipertahankan dan dipelihara.
"Ketiga adalah fungsi cinta kasih. Mengapa cinta kasih? Tentu karena cinta kasih memiliki makna untuk mendorong keluarga agar dapat menciptakan suasana cinta dan kasih sayang dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," jelasnya.
Sedangkan, fungsi keempat, ujar Sugiri adalah perlindungan yang diartikan untuk mendorong keluarga agar dapat menciptakan suasana aman, nyaman, damai, dan adil bagi seluruh anggota keluarganya.
Tidak hanya itu, Sugiri juga mengingatkan fungsi reproduksi berintikan, yakni setiap keluarga dapat menerapkan cara hidup sehat, mengerti tentang kesehatan reproduksinya.
"Termasuk pemahaman tentang alat kontrasepsi, alat kontrasepsi rasional, maupun pengetahuan penyiapan kehidupan berkeluarga bagi para remaja," sambung Sugiri.
Untuk yang keenam adalah fungsi pendidikan, yang bukan hanya berhubungan dengan kecerdasan, melainkan juga termasuk pendidikan emosional dan juga pendidikan spiritualnya.
"Adapun fungsi ekonomi yang diharapkan juga dapat mendorong keluarga agar dapat membina kualitas kehidupan ekonomi keluarga, sekaligus dapat bersikap realistis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan keluarga.
Dan yang terakhir adalah fungsi lingkungan, di mana diharapkan keluarga dapat menciptakan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan masyarakat sekitar dan alam.
"Delapan fungsi keluarga ini diharapkan bukan hanya sebagai simbol belaka saja, tetapi hendaknya dapat menjadikan pijakan dan tuntutan keluarga dalam menjalani roda-roda kehidupannya,"
Kemudian fungsi sosial budaya dimana diharapkan para keluarga dapat menjadi wahana pembinaan dan persemaian nilai-nilai yang luhur dari budaya tersebut, sehingga nilai luhur yang selama ini sudah menjadi panutan dalam kehidupan berbangsa tetap dapat dipertahankan dan dipelihara.
"Ketiga adalah fungsi cinta kasih. Mengapa cinta kasih? Tentu karena cinta kasih memiliki makna untuk mendorong keluarga agar dapat menciptakan suasana cinta dan kasih sayang dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," jelasnya.
Sedangkan, fungsi keempat, ujar Sugiri adalah perlindungan yang diartikan untuk mendorong keluarga agar dapat menciptakan suasana aman, nyaman, damai, dan adil bagi seluruh anggota keluarganya.
Tidak hanya itu, Sugiri juga mengingatkan fungsi reproduksi berintikan, yakni setiap keluarga dapat menerapkan cara hidup sehat, mengerti tentang kesehatan reproduksinya.
"Termasuk pemahaman tentang alat kontrasepsi, alat kontrasepsi rasional, maupun pengetahuan penyiapan kehidupan berkeluarga bagi para remaja," sambung Sugiri.
Untuk yang keenam adalah fungsi pendidikan, yang bukan hanya berhubungan dengan kecerdasan, melainkan juga termasuk pendidikan emosional dan juga pendidikan spiritualnya.
"Adapun fungsi ekonomi yang diharapkan juga dapat mendorong keluarga agar dapat membina kualitas kehidupan ekonomi keluarga, sekaligus dapat bersikap realistis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan keluarga.
Dan yang terakhir adalah fungsi lingkungan, di mana diharapkan keluarga dapat menciptakan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan masyarakat sekitar dan alam.
"Delapan fungsi keluarga ini diharapkan bukan hanya sebagai simbol belaka saja, tetapi hendaknya dapat menjadikan pijakan dan tuntutan keluarga dalam menjalani roda-roda kehidupannya,"
Penundaan Usia Perkawinan (PUP)
Apa itu PUP?
PUP adalah akronim dari Pendewasaan Usia Perkawinan. PUP adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tapi mengusahakan agar kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa. Bahkan harus diusahakan apabila seseoranggagal mendewasakan usia perkawinannya, maka penundaan kelahiran anak pertama harus dilakukan. Dalam istilah KIE disebut sebagai anjuran untuk mengubah bulan madu menjadi tahun madu. Pendewasaan usia perkawinan merupakan bagian dari program Keluarga Berencana Nasional. Program PUP memberikan dampak pada peningkatan umur kawin pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR).
Pendewasaan usia perkawinan ternyata merupakan suatu kerangka yang tersusun oleh tiga masa reproduksi. Tiga masa reproduksi tersebut yaitu….
Program pendewasaan usia perkawinan memberikan pengertian dan kesadaran kepada kalian para remaja agar dalam merencanakan keluarga, kalian dapat mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran.
Nah, perlu kamu ketahui beberapa alasan mengapa kamu perlu menunda usia kawin pertama dan kehamilan pertamamu khususnya yang berkaitan dengan kesiapan fisik serta beberapa risiko yang dapat kamu alami apabila dilihat dari sudut pandang medis, seperti :
PUP adalah akronim dari Pendewasaan Usia Perkawinan. PUP adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tapi mengusahakan agar kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa. Bahkan harus diusahakan apabila seseoranggagal mendewasakan usia perkawinannya, maka penundaan kelahiran anak pertama harus dilakukan. Dalam istilah KIE disebut sebagai anjuran untuk mengubah bulan madu menjadi tahun madu. Pendewasaan usia perkawinan merupakan bagian dari program Keluarga Berencana Nasional. Program PUP memberikan dampak pada peningkatan umur kawin pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR).
Pendewasaan usia perkawinan ternyata merupakan suatu kerangka yang tersusun oleh tiga masa reproduksi. Tiga masa reproduksi tersebut yaitu….
1. Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan
Kelahiran anak yang baik, adalah apabila dilahirkan oleh seorang ibu yang telah berusia 20 tahun. Kelahiran anak, oleh seorang ibu dibawah usia 20 tahun akan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak yang bersangkutan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan apabila seorang perempuan belum berusia 20 tahun untuk menunda perkawinannya. Apabila sudah terlanjur menjadi pasangan suami istri yang masih dibawah usia 20 tahun, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan, dengan menggunakan alat kontrasepsi yang tepat.
Kelahiran anak yang baik, adalah apabila dilahirkan oleh seorang ibu yang telah berusia 20 tahun. Kelahiran anak, oleh seorang ibu dibawah usia 20 tahun akan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak yang bersangkutan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan apabila seorang perempuan belum berusia 20 tahun untuk menunda perkawinannya. Apabila sudah terlanjur menjadi pasangan suami istri yang masih dibawah usia 20 tahun, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan, dengan menggunakan alat kontrasepsi yang tepat.
2. Masa Menjarangkan kehamilan
Masa menjarangkan kehamilan terjadi pada periode PUS berada pada umur 20-35 tahun. Secara empirik diketahui bahwa PUS sebaiknya melahirkan pada periode umur 20-35 tahun, sehingga resiko-resiko medik yang diuraikan diatas tidak terjadi. Dalam periode 15 tahun (usia 20-35 tahun) dianjurkan untuk memiliki 2 anak. Sehingga jarak ideal antara dua kelahiran bagi PUS kelompok ini adalah sekitar 7-8 tahun. Patokannya adalah jangan terjadi dua balita dalam periode 5 tahun. Untuk menjarangkan kehamilan dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi. Pemakaian alat kontrasepsi pada tahap ini dilaksanakan untuk menjarangkan kelahiran agar ibu dapat menyusui anaknya dengan cukup banyak dan lama.
Masa menjarangkan kehamilan terjadi pada periode PUS berada pada umur 20-35 tahun. Secara empirik diketahui bahwa PUS sebaiknya melahirkan pada periode umur 20-35 tahun, sehingga resiko-resiko medik yang diuraikan diatas tidak terjadi. Dalam periode 15 tahun (usia 20-35 tahun) dianjurkan untuk memiliki 2 anak. Sehingga jarak ideal antara dua kelahiran bagi PUS kelompok ini adalah sekitar 7-8 tahun. Patokannya adalah jangan terjadi dua balita dalam periode 5 tahun. Untuk menjarangkan kehamilan dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi. Pemakaian alat kontrasepsi pada tahap ini dilaksanakan untuk menjarangkan kelahiran agar ibu dapat menyusui anaknya dengan cukup banyak dan lama.
3. Masa Mencegah Kehamilan
Masa pencegahan kehamilan berada pada periode PUS berumur 35 tahun keatas. Sebab secara empirik diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengalami resiko medik. Pencegahan kehamilan adalah proses yang dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Kontrasepsi yang akan dipakai diharapkan berlangsung sampai umur reproduksi dari PUS yang bersangkutan yaitu sekitar 20 tahun dimana PUS sudah berumur 50 tahun.
Mengapa perlu menunda usia perkawinan?Masa pencegahan kehamilan berada pada periode PUS berumur 35 tahun keatas. Sebab secara empirik diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengalami resiko medik. Pencegahan kehamilan adalah proses yang dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Kontrasepsi yang akan dipakai diharapkan berlangsung sampai umur reproduksi dari PUS yang bersangkutan yaitu sekitar 20 tahun dimana PUS sudah berumur 50 tahun.
Program pendewasaan usia perkawinan memberikan pengertian dan kesadaran kepada kalian para remaja agar dalam merencanakan keluarga, kalian dapat mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran.
Nah, perlu kamu ketahui beberapa alasan mengapa kamu perlu menunda usia kawin pertama dan kehamilan pertamamu khususnya yang berkaitan dengan kesiapan fisik serta beberapa risiko yang dapat kamu alami apabila dilihat dari sudut pandang medis, seperti :
- Kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada saat persalinan, nifas serta bayi kamu.
- Kemungkinan timbulnya risiko medik seperti keguguran, preeklamsia (tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria), eklamsia (keracunan kehamilan), timbulnya kesulitan persalinan, lahir sebelum waktunya, Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR), Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina), Fistula Retrovaginal (keluarnya gas dan feses/tinja ke vagina).
Sabtu, 23 Februari 2013
Serba-Serbi HIV/AIDS
AIDS adalah keadaaan yang berkembang pada diri orang yang terinfeksi
virus yang disebut HIV. HIV menyerang dan menghancurkan system kekebalan
tubuh, sehingga tidak mampu melindungi diri. Berbagai infeksi yang
biasanya tidak berbahaya sehingga menjadi ancaman maut bagi kehidupan.
HIV ditularkan melalui: (1) melalui hubungan seks tanpa perlindungan
dengan orang yang sudah terinfeksi, (2) melalui darah yang sudah
terinfeksi, (3) melalui jarum suntik yang tidak suci hama dan dipakai
bergantian, terutama di kalangan pecandu narkotik, dan (4) melalui ibu
hamil pada bayi yang dikandungnya.
Orang yang terinfeksi HIV tidak bias diketahui dengan melihat penampilan saja. Orang yang sudah terinfeksi bias nampak sangat sehat, sementara dia terus menularkan virus yang diidapnya pada orang lain. Virus HIV baru menampakkan gejala setelah 10 tahun. Orang yang terinfeksi HIV melalui beberapa tahap. Mula-mula mungkin merasa demam atau gejala seperti masuk angina, kemudian masuk ke tahap inkubasi dan, setelah sekian lama HIV mulai merusak sel-T sehingga tubuh mulai menunjukkan gejala kegagalan system pertahanan.
Untuk menghindari AIDS dalam hal seks adalah dengan cara ABC: (1) Anda jauhi seks, berarti tidak melakukan hubungan seks sama sekali, (2) Bersikap saling setia dengan pasangan, (3) Cegah dengan selalu menggunakan kondom secara benar. Kondom berfungsi sebagai penghambat atau dinding yang mencegah terjadinya pertukaran cairan tubuh. Kalau digunakan secara benar, HIV tidak dapat menembus diding kondom.
Gejala infeksi HIV adalah: (1) pembengkakan kelenjar leher dan/atau ketiak, (2) sering demam atau berkeringat malam hari, (3) rasa lelah yang tidak jelas penyebabnya, (4) lapisan putih pada lidah, (5) atau kehilangan berat badan secara drastis. AIDS tidak akan ditularkan melalui bersin, ciuman pipi, kolam renang, tukang cukur, jamban umum, berbagi makanan dan menggunakan alat makan bersama, bekerja atau bergaul dengan orang yang positif HIV.
"
Orang yang terinfeksi HIV tidak bias diketahui dengan melihat penampilan saja. Orang yang sudah terinfeksi bias nampak sangat sehat, sementara dia terus menularkan virus yang diidapnya pada orang lain. Virus HIV baru menampakkan gejala setelah 10 tahun. Orang yang terinfeksi HIV melalui beberapa tahap. Mula-mula mungkin merasa demam atau gejala seperti masuk angina, kemudian masuk ke tahap inkubasi dan, setelah sekian lama HIV mulai merusak sel-T sehingga tubuh mulai menunjukkan gejala kegagalan system pertahanan.
Untuk menghindari AIDS dalam hal seks adalah dengan cara ABC: (1) Anda jauhi seks, berarti tidak melakukan hubungan seks sama sekali, (2) Bersikap saling setia dengan pasangan, (3) Cegah dengan selalu menggunakan kondom secara benar. Kondom berfungsi sebagai penghambat atau dinding yang mencegah terjadinya pertukaran cairan tubuh. Kalau digunakan secara benar, HIV tidak dapat menembus diding kondom.
Gejala infeksi HIV adalah: (1) pembengkakan kelenjar leher dan/atau ketiak, (2) sering demam atau berkeringat malam hari, (3) rasa lelah yang tidak jelas penyebabnya, (4) lapisan putih pada lidah, (5) atau kehilangan berat badan secara drastis. AIDS tidak akan ditularkan melalui bersin, ciuman pipi, kolam renang, tukang cukur, jamban umum, berbagi makanan dan menggunakan alat makan bersama, bekerja atau bergaul dengan orang yang positif HIV.
"
Seks Bebas Di Kalangan Remaja
Remaja puteri dikota-kota besar cenderung sudah tidak
perawan. Hal ini berdasarkan hasil survei dari BKKBN yang menyatakan
bahwa separuh dari perempuan lajang dikota besar khususnya Jabotabek
kehilangan keperawanan dan melakukan hubungan seks pranikah. Tak sedikit
pula yang hamil diluar nikah. Rentang usia yang melakukan seks pranikah
berkisar antara 13 - 18 tahun.
Diwilayah lain di Indonesia seperti Surabaya perempuan lajang yang sudah kehilangan keperawanan mencapai 54 %, Bandung 47 %, dan Medan 52 %. Data ini dikumpulkan BKKBN sepanjang kurun waktu tahun 2010. Senada dengan pernyataan Kepala BKKBN, Bpk. Sugiri Syarif "berdasarkan data yang kami himpun dari 100 orang remaja, 51 diantaranya sudah tidak lagi perawan". Seks bebas dikalangan remaja merupakan ancaman serius yang dapat menghancurkan masa depan bangsa, maka dari itu harus segera ditemukan solusinya.
Kesadaran dari para remaja untuk tidak mendekat maupun melakukan seks bebas adalah tindakan yang sangat mungkin dilakukan untuk dapat menghindari seks bebas dikalangan remaja. Konseling bagi remaja mengenai pendidikan seks adalah yang paling mungkin dilakukan, terutama kepada para pelajar disekolah-sekolah. Pendidikan seks diberikan agar siswa mengenali dan meminimalkan seks bebas.
Selama ini pendidikan seks dianggap tabu, karena asumsi yang beredar dikalangan publik adalah bahwa pendidikan seks sama dengan sosialisasi aktivitas seks dan identitas seks. Padahal sesungguhnya apabila para remaja mengetahui apa esensi sebenarnya dari pendididkan seks itu yang mancakup tentang pengetahuan genital, pemahaman mengenai organ-organ tubuh mana yang boleh dilihat atau tidak, bagaimana cara menjaga kesehatan organ reproduksi, dan sejauh mana batasan-batasan bergaul dengan teman lawan jenis,serta resiko apa yang mungkin dapat terjadi apabila melakukan seks bebas, maka para remaja tidak akan berani untuk mencoba melakukan seks bebas.
BKKBN melalui kelompok Pusat Informasi dan Konseling Remaja yang ada di sekolah-sekolah dan universitas-universitas berharap dapat memberikan pendidikan dan juga informasi seputar seksualitas dan indikator lain yang terkait seperti NAPZA dan HIV/AIDS kepada para remaja. Karena 3 hal ini yang paling rentan dihadapi oleh para remaja atau lebih dikenal dengan istilah TRIAD KRR (NAPZA, Seksualitas, dan HIV/AIDS).
Diwilayah lain di Indonesia seperti Surabaya perempuan lajang yang sudah kehilangan keperawanan mencapai 54 %, Bandung 47 %, dan Medan 52 %. Data ini dikumpulkan BKKBN sepanjang kurun waktu tahun 2010. Senada dengan pernyataan Kepala BKKBN, Bpk. Sugiri Syarif "berdasarkan data yang kami himpun dari 100 orang remaja, 51 diantaranya sudah tidak lagi perawan". Seks bebas dikalangan remaja merupakan ancaman serius yang dapat menghancurkan masa depan bangsa, maka dari itu harus segera ditemukan solusinya.
Kesadaran dari para remaja untuk tidak mendekat maupun melakukan seks bebas adalah tindakan yang sangat mungkin dilakukan untuk dapat menghindari seks bebas dikalangan remaja. Konseling bagi remaja mengenai pendidikan seks adalah yang paling mungkin dilakukan, terutama kepada para pelajar disekolah-sekolah. Pendidikan seks diberikan agar siswa mengenali dan meminimalkan seks bebas.
Selama ini pendidikan seks dianggap tabu, karena asumsi yang beredar dikalangan publik adalah bahwa pendidikan seks sama dengan sosialisasi aktivitas seks dan identitas seks. Padahal sesungguhnya apabila para remaja mengetahui apa esensi sebenarnya dari pendididkan seks itu yang mancakup tentang pengetahuan genital, pemahaman mengenai organ-organ tubuh mana yang boleh dilihat atau tidak, bagaimana cara menjaga kesehatan organ reproduksi, dan sejauh mana batasan-batasan bergaul dengan teman lawan jenis,serta resiko apa yang mungkin dapat terjadi apabila melakukan seks bebas, maka para remaja tidak akan berani untuk mencoba melakukan seks bebas.
BKKBN melalui kelompok Pusat Informasi dan Konseling Remaja yang ada di sekolah-sekolah dan universitas-universitas berharap dapat memberikan pendidikan dan juga informasi seputar seksualitas dan indikator lain yang terkait seperti NAPZA dan HIV/AIDS kepada para remaja. Karena 3 hal ini yang paling rentan dihadapi oleh para remaja atau lebih dikenal dengan istilah TRIAD KRR (NAPZA, Seksualitas, dan HIV/AIDS).
Gejala HIV dan AIDS
- Infeksi awal
Ketika infeksi HIV pertama, anda mungkin tidak akan mengalami tanda atau gejala apapun. Tetapi dalam beberapa minggu anda dapat mengalami:
- Infeksi selanjutnya
Anda mungkin tidak akan mengalami gejala apapun dalam waktu 8 sampai 9 tahun, atau bahkan lebih. Tapi seiring dengan virus yang melipatgandakan diri dan merusak sistem imun, anda mungkin akan mengalami infeksi ringan atau gejala kronis seperti:
- Infeksi tahap akhir
Dalam waktu sekitar 10 tahun atau lebih setelah infeksi pertama, masalah yang lebih serius dapat terjadi dan diistilahkan dengan AIDS dan dapat terjadi:
Seiring dengan perkembangan AIDS, sistem imun anda telah mengalami kerusakan parah. Infeksi akan mudah terjadi. Tanda dan gejalanya adalah:
Anda juga dapat mengalami tanda dan gejala pada tahap lanjut infeksi virus HIV itu sendiri, seperti:
Jika anda terinfeksi virus HIV, anda juga lebih rentan mengalami kanker, khususnya kanker servik, lymphoma dan Kaposi’s sarcoma.
- Gejala HIV pada anak-anak
Anak-anak dengan HIV positif dapat mengalami:
Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah. Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan.
Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Mengirimkan pesan yang jelas tidak menggunakan membutuhkan konsistensi sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahwa narkoba itu salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di sekolah. Untuk anak sekolah harus diberikan penjelasan yang terus-menerus diulang bahwa narkoba tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka untuk bisa terus belajar, mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak.
Terakhir, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Pendekatan ini mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh.
Oleh sebab itu, mulai saat ini pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.
Jauhkan Narkoba Demi Terwujud Cita-cita
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.
Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia).
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.
Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari harapan.
Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima.
Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented).
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Lagu PIK-R SMA Negeri 1 Sijunjung tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
Judul : PERNIKAHAN DINI
Kucoba tuk sonsong matahari...
Tapi tak mungkin lagi terjadi...
Ku ingin
menggapai bintang di langit...
Tapi sayang semua hanya mimpi...
Andai saja waktu terulang lagi...
Ingin ku perbaiki semuanya...
Andai saja semua tak pernah terjadi...
Pasti aku kan bahagia..
Reff:
Pernikahan dini...
Menyiksa nurani...
Bodohnya aku yang biarkan semua ini terjadi...
Pernikahan dini...
Membuatku menderita...
Mengapa ku sia-sia kan semua masa depan ku...
Kini tinggalah penyesalan...
Keluarga adalah kunci utama pencegahan TRIAD KRR
Triad KRR ”. adalah resiko yang muncul dari perkembangan tentang
seksual dan seksualitas dimana didalamnya termasuk kehamilan yang tidak
diinginkan dan pubertas; dari NAPZA atau narkoba; dari Infeksi
menular seksual serta HIV/AIDS.
Tips yang dipaparkan ini hanya sebagian kecil dari tip-tips yang
dapat dilakukan dalam untuk mencapai Rumahku adalah Sorgaku khususnya
dalam rangka menghindari dampak buruknya Triad KRR., namun demikian
pada intinya ” kunci utama ” untuk mencapai kondisi yang diharapkan
tentu melalui wahana keluarga
Pengetahuan yang kurang mengenai pentingnya menghindari resiko
triad KRR ini merupakan pangkal dari merebaknya pengguna narkoba,
meningkatnya penderita HIV dan AIDS, serta meningkatnya jumlah kehamilan
yang tidak diinginkan, aborsi, IMS serta perilaku buruk lainnya ini
semua dapat menjadi sumber kejahatan dan kriminalitas di segala
lingkungan.
Triad KRR ini dapat berdampak kepada siapa saja dengan usia
berapapun, tetapi yang paling mengkhawatirkan tentu dampak buruk
terhadap generasi muda yang notabene merupakan asset dan penerus bangsa.
Saat ini Narkoba, kehamilan tidak diinginkan, aborsi, HIV dan
AIDS, sepertinya sudah bukan hal yang menakutkan dan tabu lagi bagi
sebagian masyarakat, mereka banyak yang beranggapan bahwa itu adalah
hal yang biasa, kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan, meskipun
program-program untuk mengatasi dan menanggulangi masalah ini sudah
cukup banyak, namun kepedulian masyarakat sepertinya belum signifikan.
dan kondisi seperti ini bahkan sudah menjadi issu nasional, dan menjadi
issu global.
Dalam upaya memberikan informasi dan pengetahuan tentang resiko
Triad KRR khususnya kepada para remaja, Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) telah membuat Pusat–pusat Informasi dan Konseling
Remaja (PIK Remaja) baik itu berada di lingkungan sekolah, di
lingkungan Perguruan Tinggi atau di Akademi, LSM kepemudaan dan juga di
Organisasi ke agamaan, selain itu kepada keluarga yang memiliki remaja
informasi dan penyuluhan juga disampaikan melalui kelompok-kelompok
BKR. Meskipun itu semua belum dapat mencakup seluruh jumlah sasaran yang
harus mendapatkan informasi. namun upaya ini tentu sudah sangat
memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan generasi muda.
Dari berbagai program yang telah ada baik itu program dari
pemerintah maupun dari komponen masyarakat lainnya, tentu akan
bermanfaat secara signifikan apabila penerimaan masyarakat tentang
pentingnya program tersebut hanya berbentuk formal seremonial tanpa
pemahaman dan penghayatan melalui hati nurani, sebab kunci utama untuk
menghindari dampak buruknya Triad KRR itu sebetulnya berada di dalam
hati nurani setiap anggota masyarakat itu sendiri , yang dapat dibentuk
dan dimunculkan melalui wahana sebuah keluarga.
Ada sebuah pameo yang sesuai dengan kondisi keluarga yang dapat
memenuhi harapan tersebut yaitu bahwa ” Rumahku adalah Sorgaku”.
Meskipun kelihatannya sederhana tapi pameo ini sebetulnya mempunyai
makna yang dalam yaitu bahwa rumah dan keluarga itu merupakan wahana
yang utama untuk mendapatkan kedamaian, ketenangan, kenyamanan,
kebahagiaan dan lain sebagainya yang membuat penghuni rumah tersebut
selalu merasa rumah adalah tempat yang terbaik untuknya, sehingga akan
selalu muncul kerinduan untuk selalu kembali ke lingkungan keluarga,
dan kondisi inilah biasanya yang akan mejadi senjata ampuh untuk
melawan segala pengaruh buruk yang datang pada setiap anggota keluarga,
khususnya dampak buruk yang berasal dari triad KRR.
Untuk menciptakan kondisi tersebut tentu bukan hal yang mudah,
apabila anggota keluarga yang ada didalamnya tidak mempunyai komitmen
bersama untuk mewujudkannya.
Komitmen ini tentu akan tercipta bila keluarga tersebut selalu
mempunyai cara pandang, pola pikir yang sama dan seimbang dalam
menentukan tehnik, strategi dan langkah yang tepat dalam mengelola satu
organisasi kecil yaitu keluarga, dan prasyarat utamanya adalah dengan
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang sama tentang dapak buruk triad
KRR pada kehidupan manusia.
Dalam mewujudkan komitmen tersebut orang tua tentu mempunyai peran
yang lebih dari pada keluarga lainnya, untuk itu ada tips yang mungkin
dapat digunakan :
1. Orang tua harus membuat komitmen terhadap diri sendiri untuk
menjadi panutan dan peneladanan bagi anak-anak dan keluargnya.
2. Orang tua harus memiliki pengetahuan yang luas tentang hal-hal yang berdampak buruk terhadap keluarganya.
3. Orang tua harus mempunyai kekuatan agar dapat menjadi pengayom untuk melindungi keluarganya
4. Orang tua harus berfikir rasional dengan kondisi yang pasti dihadapi oleh anggota keluarga
5. Orang tua harus mengenal dan memahami perubahan yang terjadi pada anak dan anggota keluargnya.
6. Orang tua harus peka terhadap hal-hal yang muncul di
lingungan keluarga dan mempunyai ketrampilan untuk segera menstabilkan
kembali kondisi keluarganya
7. Orang tua harus mempunyai prinsip dan tujuan yang jelas dalam membawa biduk rumahtangga dan keluarganya.
8. Orang Tua sebaiknya mampu membekali berbagai pengetahuan dan
pemahaman kepada anaknya ketika mereka melalui masa transisinya.
Langganan:
Postingan (Atom)